REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat sepak bola Indonesia Akmal meminta PSSI mengambil langkah tegas terhadap oknum suporter Persija Jakarta yang melakukan aksi rasisme kepada pemain PSM Makassar Yance Sayuri, Yuran Fernandes, dan Erwin Gutawa di laga perdana. Akmal memdukung PSSI untuk menghentikan sementara kompetisi agar memberikan efek jera.
"Rasisme tidak boleh ada di dalam sepak bola, karena itu orang-orang yang melakukan aksi rasisme harus ditinsak tegas. Dalam kaitannya dengan sepak bola, PSSI harus bisa menindaktegas mereka yang melakukan aksi rasisme tanpa terkecuali, apakah dia pelatih, pemain, wasit, manajemen klub, pengurus PSSI atau pun suporter," kata Akmal saat dihubungi Republika.co.id, Ahad (9/7/2023).
Menurutnya FIFA juga mempunyai kampanye yang tegas dan jelas untuk memerangi aksi rasisme khsusunya di dalam sepak bola. Ia menilai rasisme adalah perbuatan yang melanggar hak asasi manusia (HAM) yang harus diberantas dari muka bumi. Koordinator Save our Soccer (SoS) itu juga berharap PSSI gencar memberangus rasisme dari sepak bola Indonesia.
"Mereka yang melakukan aksi rasisme harus ditindak tegas. PSSI juga harus mengambil tindakan tegas, kalau perlu hentikan dulu sepak bola Indonesia sampai semua sepakat tidak boleh ada lagi rasisme dalam sepak bola," ujarnya.
Akmal menilai problem sepak bola Indonesia selama ini terjadi karena pengurus PSSI tidak tegas. Sebab itu, ia meminta Ketua Umum PSSI Erick Thohir yang berhasil membawa banyak gebrakan baru juga bisa menunjukkan ketegasan dalam persoalan memerangi rasisme di sepak bola Indonesia.
"Tidak boleh lagi ada toleransi terhadap hal-hal yang melanggar aturan, apalagi itu berkaitan dengan Hak Asasi Manusia. Kalau tidak mau dihentikan sepak bolanya, ya semua harus bikin kesepakatan bersama lewat PT Liga Indonesia Baru, bersepakat tidak ada lagi rasisme di sepak bola Indonesia," kata Akmal.