Ahad 09 Jul 2023 20:11 WIB

Sinergi Foundation Salurkan Daging Kurban ke Penjuru Negeri

Sinergi Foundation hadirkan Green Kurban sebagai inovasi kurban ramah lingkungan.

Sinergi Foundation hadirkan Green Kurban sebagai inovasi kurban ramah lingkungan.
Foto: Sinergi Foundation
Sinergi Foundation hadirkan Green Kurban sebagai inovasi kurban ramah lingkungan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hari Raya Idul Adha pada Kamis lalu, 29 Juni 2023 berlangsung di seluruh Indonesia. Umat muslim merayakan dengan ibadah shalat dan sembelih hewan kurban. Walaupun begitu, penyembelihan hewan kurban tidak melulu di hari-H.

Menurut syariatnya, penyembelihan hewan kurban dapat dilakukan di hari tasyrik, tepat 1-3 hari setelah hari Raya. Dengan kurun waktu yang singkat, distribusi hewan kurban tetap dilaksanakan.

Baca Juga

Dalam proses distribusi daging kurban, kerap timbulkan masalah. Pasalnya, penggunaan plastik dinilai praktis dan murah tapi tak ramah lingkungan. Terlebih lagi dalam moment yang singkat dan bersamaan, seluruh petugas pelaksana kurban gunakan wadah untuk distribusi daging.

Potensi penumpukan sampah dalam momentum kurban sangat tinggi. Melihat kondisi ini, pelaksana harian Wali Kota Bandung, Ema Sumarna mengimbau masyarakat untuk tidak gunakan kantong plastik sekali pakai dalam distribusi daging kurban.

Sejalan dengan imbauan pemerintah Kota Bandung, Sinergi Foundation hadirkan program Green Kurban sebagai inovasi kurban ramah lingkungan. Sejak tahun 2013, Green Kurban Sinergi Foundation berkomitmen untuk kampanyekan diet kantong plastik, khususnya pada momentum kurban.

photo
Sinergi Foundation hadirkan Green Kurban sebagai inovasi kurban ramah lingkungan. - (Sinergi Foundation)

 

CEO Sinergi Foundation, Asep Irawan membenarkan penggunaan kemasan ramah lingkungan. Barang yang digunakan Green Kurban saat menyalurkan daging diantaranya besek, canting, daun pisang, serta bahan alternatif ramah lingkungan lainnya. Penggunaannya bergantung pada ketersediaan bahan pembungkus daerah sekitar.

“Kita tidak bisa memberikan banyak perbaikan untuk lingkungan, setidaknya dengan mengurangi sampah kantong plastik pas Idul Adha, kita tidak memberikan beban tambahan untuk penumpukan sampah,” kata Asep, Jumat, beberapa waktu lalu.

Menurutnya, amal baik semestinya mampu menularkan kebaikan berikutnya. Sebagaimana Sinergi Foundation memfasilitasi ibadah kurban, selanjutnya memberikan dampak positif terhadap lingkungan hidup.

“Kurban kami kelima kategori; rawan kemiskinan, rawan akidah, rawan bencana, rawan pangan dan wilayah pelosok. Semoga kebaikan ini tidak berhenti sampai penerimaan daging kurban saja, tapi juga berdampak baik kepada lingkungan hidup. Apalagi pelosok daerah yang masih asri, tidak semestinya tercemar sampah plastik sekali pakai,” kata CEO Sinergi Foundation, Asep Irawan.

Contohnya Kampung Tonjong, Desa Sukasirna, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Berlatarkan pesawahan yang luas, masyarakat bermatapencaharian sebagai petani dan buruh tani. Untuk pertama kalinya, warga dapatkan kurban berupa sapi. Warga gunakan daun pisang dan daun tisuk sebagai pengemas daging.

Salah seorang warga bernama Riski tak menyangka, Green Kurban dapat menyapa kampungnya. Pada dini hari saat Raya Adha, sapi kurban pun tiba dan disambut dengan antusias. Pasalnya, kurban di kampung Tonjong tak lebih dari 1-2 ekor kambing saja, atau bahkan tak ada sama sekali.

“Tadinya khawatir, takut sapinya ngga siap dibawa jalan jauh. Kalau kerbau kan udah biasa di lingkungan kampung, tapi kalo sapi baru sekarang. Alhamdulillaah sapi bisa dibawa jalan,” kata Riski kepada tim Green Kurban.

Tak hanya di Kampung Tonjong, Kabupaten Cianjur Jawa Barat, distribusi Green Kurban tersebar di 12 provinsi di Indonesia dan 3 Negara lainnya; Palestina, Afrika, Myanmar (Rohingya). Tersebarnya 529 hewan kurban setara kambing ke daerah-daerah, terdapat 89.840 jiwa penerima manfaat pelosok indonesia hingga penjuru negeri lainnya.

Diantara lokasi distribusi, tak sedikit daerah yang jarang tersentuh daging. Terkendala ekonomi dan kondisi geografis adalah bagian dari sulitnya masyarakat mendapatkan daging. Hingga akhirnya Green Kurban sentuh daerah-daerah dan membawa kebahagiaan.

Contohnya Kampung Hapun, Desa Fatukopa Kabupaten Timor Tengah, NTT. Salah satu kampung dengan kondisi geografis pegunungan, kerap jadi desa wisata. Namun hal tersebut tidak menjadikan daerah tersebut dapat penuhi pangan dengan ideal. Warga setempat justru dapatkan daging hanya setahun sekali, saat perayaan Idul Adha di tengah krisis akidah.

Di belahan dunia lainnya, Palestina, Myanmar dan Afrika dengan problematika pangan masing-masing wilayah. Green Kurban salurkan lima sapi di Rohingya, empat domba Gaza dan ratusan domba untuk Afrika. Dari keseluruhan hewan kurban yang tersampaikan, terdapat ribuan penerima manfaat di negara tersebut.

Pascadistribusi kurban ke pelosok negeri, Green Kurban rencanakan penanaman pohon. Tanaman yang ditanam berupa bibit mangroove. Tim Green Kurban bersama Sinergi Foundation rencanakan penanaman pohon pada pertengahan bulan Juli 2023 di kawasan pesisir pantai di Kabupaten Banyuwangi. Dengan rencana penanaman pohon tersebut, amanah tim Green Kurban kepada para muqarib selesai untuk ditunaikan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement