Senin 10 Jul 2023 09:14 WIB

Malaysia Paparkan Masalah yang Dialami Jamaah Haji di Masyair

Malaysia juga menyoroti kualitas katering di Armina.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Ani Nursalikah
Tenda jemaah haji memenuhi tenda kemah Mina selama haji, di Mekkah, Arab Saudi, Ahad,10 Juli 2022.
Foto: AP Photo/Amr Nabil
Tenda jemaah haji memenuhi tenda kemah Mina selama haji, di Mekkah, Arab Saudi, Ahad,10 Juli 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pelayanan haji selama Masyair haji tahun ini sedang menjadi pembicaraan. Performa buruk layanan Mashariq saat fase puncak haji di Arafah, Muzdalifah dan Mina (Armina) merupakan isu yang ramai dibahas.

Sejumlah persoalan muncul dalam rentang waktu 8 hingga 13 Dzulhijjah, saat penyediaan layanan menjadi tanggung jawab Mashariq. Ini adalah nama Syarikah yang mendapat izin dari otoritas Saudi untuk memberikan layanan kepada jamaah selama di Armina.

Baca Juga

Indonesia, Malaysia dan sejumlah negara Asia Tenggara lainnya menjalin kerja sama dengan Mashariq dalam penyediaan layanan jamaahnya.

“Malaysia juga menghadapi masalah yang sama di Masyair. Kami sudah mencoba meninjau kesiapan di Masyair bahkan sejak 20 hari sebelum wukuf, dan saat itu belum siap," ujar Direktur Eksekutif Haji pada Tabung Haji Malaysia Dato Sri Syed Saleh, saat berbagi kisah dengan tim haji Indonesia, dalam keterangan yang didapat Republika.co.id, Sabtu (8/7/2023).

Kala melakukan peninjauan, ia menyebut tampaknya tim Mashariq baru mulai kerja. Pihaknya selalu dijanjikan bahwa semua akan siap sebelum hari H. Namun, setelah ditinjau lagi sepekan kemudian ternyata tidak jauh beda.

Syed Saleh berkunjung ke kantor Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Daerah Kerja (Daker) Makkah di Syisyah, Jumat (7/7/2023). Kehadirannya beserta 20 delagasi Tabung Haji itu disambut Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Hilman Latief dan jajaran. Pertemuan dua pihak ini menjadi sarana saling bertukar informasi, termasuk tentang persoalan di Armina.

Ia juga menyebut ada tenda yang tidak siap digunakan dan air yang tidak cukup. Masalah air di Arafah menjadi isu cukup besar. Tidak hanya itu, katering di Arafah juga lambat.

“Situasi di Mina juga amat teruk (parah) sekali. Tabung Haji juga menekankan ke Mashariq, bahwa tidak seharusnya mereka menerima jamaah non-kuota dalam maktab. Harus ada maktab khusus bagi jamaah furoda dan non-kuota,” lanjut dia.

Selain soal keterlambatan, Syed Saleh juga menyoroti kualitas katering di Armina. Menurutnya, ada sajian dengan menu hanya nasi dan telur saja.

Makanan juga terlambat datang saat di Mina, sehingga menjadi isu besar. Belum lagi keberadaan kasur di Mina yang justru mempersempit ruangan.

"Ruangnya sama dengan tahun lalu. Karena ada kasur, malah menjadi makin sempit. Masing-masing jamaah mempertahankan kasurnya. Kita sedang memikirkan tahun depan tidak perlu pakai kasur, cukup karpet tebal,” ucap Syed Saleh.

Perihal masalah di tenda Mina, ia menyebut pendingin udara masih kurang dingin. Pendingin ruangan (AC) itu disebut sudah 25 tahun belum diganti. Bahkan, ada satu maktab di mana saluran air kotorannya (najis) bocor di maktab 82.

Malaysia, kata Syed Saleh, setuju persoalan yang terjadi di Armina tidak bisa dibiarkan. Untuk itu, protes atau komplain dari masing-masing pihak harus disampaikan.

“Kita lakukan upaya diplomatik. Menteri sudah sampaikan ke Menteri Tawfiq pada 12 Dzulhijah. Kita sedang himpun data untuk sampaikan komplain secara formal,” ujar dia.

Selain Mashariq, Syed Saleh melihat Kementerian Haji dan Umrah Saudi juga harus ikut menyelesaikan masalah di Armina, utamanya yang berkenaan dengan ketersediaan ruang yang cukup. Selain itu, Kidana juga bertanggung jawab dari sisi penyiapan tenda dan air. Sementara Mashariq, bertanggung jawab dalam penyediaan sarana transportasi, konsumsi, juga kebersihan.

“Kita sedang memikirkan hal terbaik untuk bicara dengan Kemenhaj dan Mashariq. Selanjutnya, akan kita susul dengan komplain resmi (tertulis),” kata Syed Saleh.

Terakhir, ia menilai perlunya upaya bersama untuk mencari penyelesaian. Apalagi, masih ada sejumlah fasilitas layanan dasar yang juga harus diperbaiki.

“Insya Allah kita bersama dengan rombongan Indonesia senantiasa mempunyai perbincangan secara berterusan dengan pihak berwajib, termasuk Kementerian Haji, Mashariq, dan lainnya untuk memastikan apa yang berlaku (terjadi tahun ini) tidak akan berlaku lagi (terulang) pada tahun-tahun mendatang,” ujar dia.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement