REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Produsen kendaraan listrik (EV) China membidik Thailand jadi lokasi produksi. Perusahaan berkomitmen untuk menginvestasikan 1,44 miliar dolar AS dalam fasilitas produksi di pusat pembuatan mobil terbesar di Asia Tenggara yang telah lama didominasi oleh perusahaan Jepang.
Gelombang investasi baru ini telah didukung oleh pemerintah Thailand, yang telah meluncurkan insentif dan merayu perusahaan China, dengan target untuk mengubah sekitar 30 persen dari produksi kendaraan tahunan negara tersebut menjadi EV pada tahun 2030.
Great Wall Motor telah memberikan tanda-tanda untuk masuk ke Thailand dengan menurunkan harga mobil EV Good Cat by Ora, merek Great Wall Motors. Kendaraan ini telah ditampilkan di Bangkok International Motor show di Bangkok pada 22 Maret 2022.
Great Wall Motor melakukan investasi awal di Thailand pada 2020 ketika mengakuisisi sebuah pabrik dari General Motors. Perusahaan tersebut menghabiskan 22,6 miliar baht (647,38 juta dolar AS) untuk mengubahnya menjadi pusat produksi regional untuk EV dan mobil hybrid.
Pembuat mobil akan mulai memproduksi Ora Good Cat EV compact yang populer di Thailand tahun depan. Perusahaan juga membawa anak perusahaannya MIND Electronics, HYCET dan Nobo Auto yang membuat elektronik, powertrains dan tempat duduk.
Saingannya, China SAIC Motor, yang memiliki MG Motor dan bermitra dengan konglomerat Thailand Charoen Pokphand Group, meluncurkan EV pertamanya di negara tersebut pada tahun 2019. Perusahaan menginvestasikan 500 juta baht untuk memperluas pabrik yang ada untuk suku cadang EV dan manufaktur baterai, kata perusahaan itu pada bulan April.
Raksasa EV China BYD menginvestasikan 17,9 miliar baht untuk mendirikan fasilitas baru di Thailand yang akan mulai memproduksi 150.000 mobil penumpang per tahun mulai 2024. Beberapa di antaranya akan diekspor ke Asia Tenggara dan Eropa.