REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL -- Pemkab Bantul menargetkan penurunan tingkat pengangguran terbuka hingga 3,50 persen di akhir 2023. Saat ini, tingkat pengangguran terbuka di Kabupaten Bantul mencapai 3,97 persen per Februari 2023.
Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Bantul menunjukkan penurunan 0,12 persen dari tingkat pengangguran terbuka pada Agustus 2022 sebesar 4,02 persen, dan tingkat partisipasi kerja pada 2023 naik menjadi 2,75 persen.
"Untuk tahun ini target penurunannya tidak muluk-muluk, turun jadi 3,5 persen," ujar Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Bantul Istirul Widilastuti kepada Republika, Senin (10/7/23).
Sementara itu, jumlah angkatan kerja pada 2023 sebanyak 563 ribu orang. Untuk mengurangi angka pengangguran, Disnakertrans berupaya mendorong berbagai program penempatan tenaga kerja.
Istirul memaparkan, ada tiga program penempatan tenaga kerja yakni penempatan tenaga kerja lokal di provinsi DI Yogyakarta, penempatan tenaga kerja lokal di luar provinsi bekerja sama dengan kompleks industri Batam, dan penempatan tenaga kerja ke luar negeri.
Tidak hanya itu, pihaknya juga mendorong penyerapan tenaga kerja melalui program padat karya yang sudah dilaksanakan hingga 355 paket. Ia mengungkapkan, sebanyak 217 paket berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi, sedangkan 153 paket berasal dari APBD Bantul.
"Juni sudah selesai kita laksanakan semua. Serapan tenaga kerjanya mencapai lebih dari 12 ribu orang," ungkapnya.
Menurut Istirul, program padat karya ini dapat membantu masyarakat untuk paling tidak mendapatkan pekerjaan sementara, sehingga dapat menggerakkan roda perekonomian wilayah setempat.
Tidak hanya melalui berbagai program tersebut, pihaknya juga menjalin kerja sama dengan OPD terkait dan berbagai perusahaan untuk penyerapan tenaga kerja. Apalagi mengingat selama ini penyerapan tenaga kerja relatif lebih rendah dibandingkan jumlah angkatan kerja setiap tahunnya.
Ketidakseimbangan antara persediaan dan kebutuhan tenaga kerja baik dari segi kualitas maupun kuantitas yang diperlukan masa kerja menjadi kendala dalam proses penempatan tenaga kerja.
"Harapan kami meskipun step by step kita bisa menurunkan angka pengangguran," kata Istirul.