Senin 10 Jul 2023 13:04 WIB

Kemenag Minta Umat Islam Cek Arah Kiblat pada Sabtu dan Ahad, Ada Apa?

Pada hari itu akan terjadi peristiwa Istiwa A’zam atau Rashdul Kiblat.

Rep: Muhyiddin/ Red: Ani Nursalikah
Petugas membersihkan area mimbar Masjid Cut Meutia, Jakarta. Kemenag Minta Umat Islam Cek Arah Kiblat pada Sabtu dan Ahad, Ada Apa?
Foto: Republika/Thoudy Badai
Petugas membersihkan area mimbar Masjid Cut Meutia, Jakarta. Kemenag Minta Umat Islam Cek Arah Kiblat pada Sabtu dan Ahad, Ada Apa?

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam (Ditjen Bimas Islam) Kementerian Agama (Kemenag) mengimbau umat Islam mengecek arah kiblat pada Sabtu (15/7/2023) dan Ahad (16/7/2023) mendatang. Pasalnya, pada tanggal yang bertepatan dengan 26 dan 27 Dzulhijah 1444 Hijriyah tersebut akan terjadi peristiwa Istiwa A’zam atau Rashdul Kiblat.

Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah (Urais dan Binsyar) Kemenag, Adib menjelaskan, Istiwa A’zam merupakan saat di mana matahari akan melintas tepat di atas Ka’bah.

Baca Juga

Oleh karena itu, arah kiblat pun akan searah dengan matahari, ditandai dengan bayang-bayang benda tegak lurus yang akan membelakangi arah kiblat. Hal itu didasarkan atas tinjauan ilmu falak atau astronomi.

“Peristiwa Istiwa A'zam atau Rashdul Kiblat akan terjadi pada Sabtu dan Ahad, tanggal 15 dan 16 Juli 2023 bertepatan dengan 26 dan 27 Dzulhijah 1444 Hijriyah pada pukul 16.27 WIB atau 17.27 WITA, matahari akan melintas tepat di atas Ka'bah," ujar Adib dalam siaran persnya, Senin (10/7/2023).

“Ini adalah waktu yang tepat bagi kita, umat Muslim Indonesia untuk kembali mengecek arah kiblat,” kata Adib.

Adib mengatakan, ada berbagai teknik yang dapat digunakan untuk memverifikasi arah kiblat, seperti menggunakan kompas dan teodolit. Namun, umat Islam juga dapat memastikan arah kiblat dengan cara melihat arah bayangan benda.

"Dalam kondisi seperti ini, yang perlu diperhatikan dalam pedoman arah kiblat adalah, pastikan benda yang menjadi patokan harus benar-benar berdiri tegak lurus atau menggunakan lot/bandul, permukaan dasar harus datar dan rata, jam pengukuran harus disesuaikan dengan BMKG, RRI, dan Telkom," ujar Adib.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement