REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Head of Investment Information Mirae Asset Sekuritas Roger MM memprediksi harga saham di sektor otomotif akan terus bertumbuh seiring dengan pertumbuhan penjualan produk otomotif di semester II 2023. Penjualan produk kendaraan bermotor roda empat diperkirakan akan berkisar tiga sampai lima persen secara tahunan pada 2023, sementara penjualan produk kendaraan bermotor roda dua diperkirakan mencapai 15 persen.
"Kami melihat efek dari pemilu ke depan yang mungkin mulai bergulir data (calon presiden dan wakil presiden) di sekitar Agustus 2023, ini bisa membooster penjualan otomotif," katanya dalam Media Day di Mirae Asset Sekuritas Investment House, Jakarta, Senin (10/7/2023).
Selain sektor otomotif, pada Juli 2023, ia juga menjadikan saham-saham di sektor konsumen untuk diperdagangkan, ditopang oleh bahan baku produk pangan yang mulai tercukupi setelah El Nino diperkirakan tidak akan berkepanjangan. Mirae Asset Sekuritas Indonesia memperkirakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan mencapai 7.600 sampai akhir tahun 2023, antara lain ditopang oleh pengumuman calon presiden dan wakil presiden yang mengurangi faktor ketidakpastian.
Selain itu, hari kerja di semester II 2023 yang mencapai rata-rata 20,8 hari per bulan yang lebih banyak dari jumlah hari kerja di semester I 2023 yang 19 hari per bulan juga diperkirakan dapat mengerek produktivitas dan nilai IHSG.
"Dengan bertambahnya hari kerja dan efek dari pemilu, dua sektor di atas terkena imbasnya, jadi kami optimis IHSG bisa ke 7.600 dengan Price to Earning ratio (P/E) IHSG mencapai 15,5 kali," katanya.
Adapun pada Juli 2023, Mirae Asset Sekuritas memiliki 8 saham pilihan dengan memasukkan dua saham baru dari yang tidak ada di rekomendasi bulan sebelumnya yakni saham PT Prodia Widyahusada Tbk (PRDA) dan PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA). Keenam saham pilihan Mirae Asset lain yaitu saham PT AKR Corporindo Tbk (AKRA), PT Astra International Tbk (ASII), PT Charpen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN), PT XL Axiata Tbk (EXCL), PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk (MPMX), dan PT Telkom Indonesia Persero Tbk (TLKM).