REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketika berada di restoran bergaya barat, Anda akan disuguhkan dengan peralatan makan seperti pisau dan garpu. Pisau di tangan kanan, garpu ditangan kiri. Begitu ajaran tata kramanya di meja makan.
Sebaliknya, menurut agama Islam, makan diwajibkan menggunakan tangan kanan. Bagaimana hukumnya bila makan mengikuti gaya barat tersebut?
Dikutip dari laman Mathabah, Jumat (7/7/2023), seseorang bertanya kepada Syaikh Yūsuf Badat, "Bolehkah menggunakan pisau, garpu, atau sendok saat makan? Apakah berdosa makan dengan sendok dan garpu? Beberapa orang memandang rendah saya ketika saya makan dengan cara ini," ujarnya
Syaikh Yūsuf Badat kemudian menjawab,"Tidak ada keraguan bahwa praktik mulia Nabi SAW adalah makan makanan dengan tangannya. Diriwayatkan juga bahwa Nabi SAW akan menjilat jari-jarinya setelah makan, yang menandakan dia makan makanan dengan tangannya. Oleh karena itu akan dianggap sunnah untuk makan dengan tangan. Mengikuti praktik ini pasti akan membawa berkah dan pahala."
Adapun makan dengan pisau, garpu atau sendok, hukumnya mubaah (diperbolehkan). Ada beberapa riwayat yang menunjukkan bahwa Nabi Muhammad SAW juga menggunakan pisau saat makan.
Ja'far bin 'Amr bin Umaiya menyatakan, ayah saya berkata, "Aku melihat Rasulullah memakan daging kambing bagian paha kemudian dia dipanggil untuk shalat. Dia meletakkan pisaunya dan berdoa tanpa mengulangi wudhu." (Ṣahīḥ Bukhari)
Pisau di tangan kanan atau kiri?
Dilansir laman IUHK, Abdul Muhaemin Karim menuliskan banyak Muslim telah mengadopsi tata krama meja Barat yang mendikte bahwa garpu harus dipegang di tangan kiri dan pisau di kanan, sehingga makanan dipotong dengan tangan kanan dan dimasukkan ke mulut dengan tangan kiri. Mereka mengikuti praktik ini tanpa menyesuaikannya, sehingga mereka makan dengan tangan kiri, bertentangan dengan ajaran agamanya.
Mereka tidak repot-repot memindahkan garpu ke tangan kanan dan pisau ke kiri agar bisa makan dengan tangan kanan karena mereka tidak ingin mengubah 'etiket' Barat ini. Ini hanyalah salah satu contoh kekalahan moral yang diderita ummat Islam di era modernisme, yang diikuti tanpa menyesuaikannya dengan identitas, agama, dan nilai kita sendiri.