REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Dewan Hak Asasi Manusia (HAM) mengutuk keras tindakan pembakaran salinan kitab suci Alquran di depan Masjid Stockholm saat perayaan Idul Adha.
Dalam pernyataan yang dirilis setelah sidang ke-11 yang dipimpin Presiden Komisi HAM Arab Saudi Hala Al Tuwaijriitu, dewan mengecam tindakan ini sebagai provokasi sengaja yang menghasut kekerasan, kebencian dan menimbulkan kemunduran dalam upaya memberantas ujaran kebencian serta radikalisme.
Disebutkan pula dewan menggalakkan nilai-nilai toleransi, hidup berdampingan dan perdamaian. Dewan menekankan perlunya langkah-langkah intensif untuk meningkatkan nilai-nilai toleransi dan hidup berdampingan.
Lembaga tersebut juga menegaskan pentingnya menjunjung tinggi Piagam Hak Asasi Manusia dan konvensi internasional yang relevan. Dewan juga meminta komunitas internasional dan badan-badan HAM PBB agar membahas dan mengambil tindakan melawan aksi ekstremis yang menghasut kebencian saat mereka mengacaukan upaya untuk menjaga toleransi dan hidup berdampingan secara damai.
Kemarahan meningkat di negara-negara Muslim ketika seorang pria, yang diidentifikasi di media Swedia sebagai seorang imigran Kristen Irak, membakar Alquran di luar masjid di Stockholm pada Idul Adha.
Tindakan itu disetujui oleh Swedia. Tetapi polisi negara itu kemudian membuka penyelidikan terhadap penyerang tersebut.
Dari Afrika, Timur Tengah, dan Asia Selatan, Swedia menghadapi reaksi keras dari negara-negara Muslim dan bahkan minoritas Kristen. Ribuan orang memprotes di Pakistan dan Irak, Maroko menarik utusannya ke Swedia, Iran menunda penunjukan duta besar baru untuk Swedia, dan negara-negara lain mengecam tindakan tersebut sebagai protes terhadap Stockholm.