REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN -- Hingga proses pemulangan para jamaah haji, tercatat tiga dari 880 jamaah asal Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, meninggal dunia di Tanah Suci pada penyelenggaraan ibadah haji 1444 Hijriyah (2023).
Data yang dihimpun dari Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Semarang menyebutkan ketiga jamaah yang meninggal dunia sebelumnya tergabung dalam Kloter 17 embarkasi Solo (SOC).
Ketiga jamaah aji asal kabupaten Semarang yang meninggal dunia di Tanah Suci tersebut adalah Sukarno (92), jamaah asal Kecamatan Ambarawa, yang meninggal dunia pada Sabtu (10/6) di Makkah.
Dua jamaah lainnya adalah H Baderi (93) asal Kecamatan Pabelan, yang meninggal dunia di RSAS Al Noer, Sabtu (1/7) pukul 12.00 waktu Arab Saudi, dan Hj Djumirah Yatmin Sodikromo (77) juga asal Kecamatan Pabelan.
“Untuk almarhumah Ibu Djumirah, wafat di RSAS Al Noer, Sabtu (8/7) pukul 10.45 waktu Arab Saudi,” ungkap Kasi Penyelenggara Haji dan Umroh Kantor Kemenag Kabupaten Semarang, Titik Halimah, di Ungaran, Kabupaten Semarang, Senin (10/7).
Siang ini, jelasnya, tim Kantor Kemenag akan berkunjung ke rumah duka, almarhumah Hj Djumirah di Pabelan, sebelum mempersiapkan kedatangan jamaah haji Kloter 16 di Asrama Haji Donohudan.
Kantor Kemenag Kabupaten Semarang akan bersilaturahim dengan ahli waris mewakili Kementerian Agama RI. “Sekaligus juga menyampaikan hak-hak ahli waris jamaah haji yang bersangkutan,” jelasnya.
Seperti diketahui, hak-hak yang diberikan kepada ahli waris jika ada jamaah haji yang meninggal dunia di Arab Saudi, antara lain badal haji, asuransi jiwa, serta pengembalian barang-barang milik jamaah haji.