REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA---Pada ajang I/O 2023, CEO Google Sundar Pichai mengumumkan model bahasa besar (LLM) PaLM 2 dengan kemampuan multibahasa, penalaran, dan pengkodean yang kian ditingkatkan. Ia mengatakan bahwa model tersebut dilatih dalam 100 bahasa dan bisa melakukan berbagai tugas.
Saat itu, Pichai menyoroti bahwa model AI akan tersedia di aplikasi Workspace, Med-PaLM untuk penggunaan medis, dan Sec-PaLM untuk keamanan. Sebuah laporan mengatakan, saat ini Google telah menguji chatbot AI untuk menjawab pertanyaan medis seperti ahlinya.
Menurut laporan The Verge (melalui The Wall Street Journal), Med-PaLM 2 telah diuji di rumah sakit penelitian Mayo Clinic, Amerika Serikat, sejak April 2023 kemarin. Laporan itu mencatat bahwa Google yakin LLM akan berguna di tempat-tempat di mana terdapat akses terbatas ke rumah sakit.
Direktur Riset Senior Google, Greg Corrado, mengatakan bahwa Med-PaLM 2 masih dalam tahap awal. Menurut Corrado, dia tidak ingin itu menjadi bagian dari perjalanan perawatan kesehatan keluarganya sendiri, tetapi dia percaya Med-PaLM 2 dapat mengambil tempat dalam perawatan kesehatan.
“AI dapat bermanfaat dan mengembangkannya hingga 10 kali lipat,” ucap Corrado melansir Gadgetsnow, Kamis (11/7/2023).
Menurut Google, Med-PaLM 2 akan lebih baik dalam percakapan perawatan kesehatan daripada bot obrolan umum seperti Bard, Bing, dan ChatGPT. Med-PaLM dilatih tentang serangkaian demonstrasi ahli medis.
Laporan itu juga menyebutkan bahwa pelanggan yang akan menguji Med-PaLM 2 akan mengontrol data mereka. Data juga akan dienkripsi dan Google tidak akan memiliki akses ke sana.
Google membutuhkan data untuk melatih model chatbot AI-nya, dan pekan ini, sebuah laporan mengatakan bahwa perusahaan memperbarui kebijakannya, dengan mengatakan akan menggunakan semua data yang tersedia untuk publik untuk melatih Bard dan model AI lainnya.
Google mengonfirmasi hal ini dan juru bicara Christa Muldoon mengatakan kebijakan privasi mereka telah lama transparan. “Google menggunakan informasi yang tersedia untuk umum dari web terbuka, untuk melatih model bahasa pelayanan seperti Google Translate,” katanya.