REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Indonesia (UI) Teguh Dartanto mengatakan, Indonesia harus menjadi yang terdepan dalam industri halal baik di dalam negeri maupun kancah internasional. Menurut Teguh, selama ini Indonesia masih, dan sangat tergantung dengan pasar utama global.
"Indonesia masih sangat tergantung dengan conventional market dan negara-negaranya itu saja. Artinya kita memang harus mencari dan mengembangkan non-conventional market ke emerging muslim countries," ujarnya dalam keterangan, Senin (10/7/2023).
Pada 2022, Global Islamic Economy Indicator menyebut Indonesia berada pada posisi keempat sebagai negara dengan ekonomi syariah terbesar di dunia. Sehingga, Indonesia harus mengembangkan produk dan pasar ekspor halal hingga menyentuh non-conventional market.
Ia pun mencontohkan, Pakistan, atau bahkan India dengan populasi muslim yang cukup besar. Selain itu, banyak pula negara di kawasan Timur Tengah bagian utara yang belum tersentuh, termasuk negara-negara di Afrika Utara. Menurutnya, fakta tersebut menunjukan masih banyaknya pasar yang potensial untuk produk halal dari Indonesia.