Selasa 11 Jul 2023 06:38 WIB

Ekonom UI: Produk Halal Indonesia Harus Mulai Sentuh Non-Conventional Market

Contoh non-conventional market seperti Pakistan, India, Timur Tengah, hingga Afrika.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Lida Puspaningtyas
Duta Besar Kesultanan Oman untuk Indonesia  Issa Ibrahim Al Farasi memberikan sambutan saat kegiatan Pelepasan Ekspor Perdana Produk Halal Kopi Robusta ke Oman di Kopi Merah Putih, Jakarta, Jumat (21/1/2022). Komite Ekspor Halal Pengrus Pusat MES bekerja sama dengan PT. Geber Ekspor Indonesia dan didukung Bank Indonesia meluncurkan Ekspor Perdana Produk Halal Kopi dengan tujuan negara Oman sebanyak 36 ton kopi robusta senilai 1,6 miliar yang akan berjalan selama satu tahun dengan nilai kontrak sebesar 1,7 juta USD. Republika/Thoudy Badai
Foto: Republika/Thoudy Badai
Duta Besar Kesultanan Oman untuk Indonesia Issa Ibrahim Al Farasi memberikan sambutan saat kegiatan Pelepasan Ekspor Perdana Produk Halal Kopi Robusta ke Oman di Kopi Merah Putih, Jakarta, Jumat (21/1/2022). Komite Ekspor Halal Pengrus Pusat MES bekerja sama dengan PT. Geber Ekspor Indonesia dan didukung Bank Indonesia meluncurkan Ekspor Perdana Produk Halal Kopi dengan tujuan negara Oman sebanyak 36 ton kopi robusta senilai 1,6 miliar yang akan berjalan selama satu tahun dengan nilai kontrak sebesar 1,7 juta USD. Republika/Thoudy Badai

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Indonesia (UI) Teguh Dartanto mengatakan, Indonesia harus menjadi yang terdepan dalam industri halal baik di dalam negeri maupun kancah internasional. Menurut Teguh, selama ini Indonesia masih, dan sangat tergantung dengan pasar utama global.

"Indonesia masih sangat tergantung dengan conventional market dan negara-negaranya itu saja. Artinya kita memang harus mencari dan mengembangkan non-conventional market ke emerging muslim countries," ujarnya dalam keterangan, Senin (10/7/2023).

Baca Juga

Pada 2022, Global Islamic Economy Indicator menyebut Indonesia berada pada posisi keempat sebagai negara dengan ekonomi syariah terbesar di dunia. Sehingga, Indonesia harus mengembangkan produk dan pasar ekspor halal hingga menyentuh non-conventional market.

Ia pun mencontohkan, Pakistan, atau bahkan India dengan populasi muslim yang cukup besar. Selain itu, banyak pula negara di kawasan Timur Tengah bagian utara yang belum tersentuh, termasuk negara-negara di Afrika Utara. Menurutnya, fakta tersebut menunjukan masih banyaknya pasar yang potensial untuk produk halal dari Indonesia.