REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kelembutan yang biasanya dicitrakan kepada wanita bukan berarti dia tidak dapat bersikap tegas dan kuat. Apalagi jika masalahnya menyangkut kehormatan yang harus dijaga, maka seorang wanita muslimah harus berani mengambil tindakan setelah bertawakkal kepada Allah Ta'ala.
Dikutip dari Kisah Wanita-Wanita Teladan oleh Abdullah Haidir, suatu malam, saat peristiwa perang Ahzab, situasi tampak sangat mencekam di tempat penampungan kaum wanita muslimah dan anak-anak di Madinah. Mereka dikumpulkan pada sebuah tempat perlindungan., sedangkan suami dan bapak-bapak mereka sedang berada di perbatasan Madinah.
Kaum pria menjaga serbuan ratusan ribu pasukan sekutu (Ahzab) yang terhalang oleh parit yang digali kaum muslimin. Tiba-tiba, dari kejauhan tampak seorang laki-laki jalan mengendap-endap di kegelapan malam.
Ternyata dia adalah orang yang diutus oleh kaum Yahudi Bani Quraizah untuk mengetahui apakah di tempat perlindungan kaum muslimah tersebut dijaga ketat atau tidak. Mereka ingin mengambil kesempatan itu untuk menodai kehormatan kaum muslimin, meskipun pada dasarnya mereka memiliki kesepakatan damai dengan Rasulullah SAW.