REPUBLIKA.CO.ID, VILNIUS -- Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan, Ukraina akan menjadi bagian dari Organisasi Pertahanan Atlantik Utara (NATO) dalam pertemuan aliansi itu di Lithuania. Ia berharap pertemuan itu menghasilkan "algoritma" bagi Ukraina agar dapat resmi bergabung.
"Kami masih mengerjakan kata-katanya, yaitu kata-kata spesifik seperti konfirmasi, tapi kami sudah memahami fakta Ukraina akan masuk aliansi," kata Zelenskyy di malam sebelum pertemuan digelar, Senin (10/7/2023).
"Dan kami sedang mengerjakan untuk membuat algoritma untuk mendapat keanggotaan dengan jelas dan secepat mungkin," ujarnya.
Diplomat-diplomat Eropa mengatakan sekutu-sekutu Ukraina di Barat masih memfinalisasi kerangka kerja yang akan membuka jalan pada jaminan keamanan jangka panjang untuk Kiev. Kemungkinan NATO akan mengumumkan hasilnya di akhir pertemuan tahunan pekan ini.
Negara anggota NATO sedang melakukan negosiasi mengenai kapan dan apakah perlu mengeluarkan undangan resmi, kondisi apa yang harus Ukraina penuhi dan bagaimana melacak kemajuaannya.
Zelenskyy mengatakan pertemuan Vilnius harus mengkonfirmasi Ukraina sudah 'de facto' anggota NATO. Serta berbagi senjata dan nilai-nilai dengan aliansi itu.
"Bahkan bila posisi berbeda disuarakan, masih jelas Ukraina pantas masuk aliansi, tidak sekarang, saat ini masih ada perang, tapi kami membutuhkan sinyal yang jelas, dan kami membutuhkan sinyal itu sekarang," kata presiden Ukraina tersebut.
Seorang pejabat Amerika Serikat (AS) mengatakan Presiden AS Joe Biden akan menggelar pertemuan empat mata dengan Zelenskyy di sela pertemuan NATO. Meski partisipasi resmi Zelenskyy dalam pertemuan itu belum terkonfirmasi.
Pada Senin malam Zelenskyy mengatakan Ukraina akan menggelar sejumlah pertemuan bilateral mengenai pengiriman senjata ke Kiev di sela pertemuan NATO. Termasuk pertemuan dengan AS, negara-negara Eropa, Kanada, dan Jepang.