REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Bakal Calon presiden (Bacapres) PDIP Ganjar Pranowo enggan berkomentar soal hasil survei dari Lembaga survei Indikator Publik Nasional (IPN) yang menempatkannya di urutan kedua. Dalam survei itu Prabowo Subianto menjadi capres dengan elektabilitas tertinggi.
Ganjar malah lebih menyoroti soal survei Moewardi. "Ya hasil terakhir surveinya Moewardi bagus ya, bagus, bagus, jadi pelayanannya bagus," kata Ganjar, Selasa (11/7/2023), usai peresmian gedung instalasi stemcell, gedung nuklir dan administrasi di RSUD Dr Moewardi, Selasa (11/7/2023).
Sebelumnya, Peneliti senior IPN, Ike Sihotang, mengatakan dalam survei responden ditanya jika pemilihan presiden dilaksanakan hari ini, dan hanya diikuti oleh tiga calon yakni Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan, maka siapa yang mereka pilih.
"Dalam simulasi tiga besar, Prabowo masih tidak bergeming dari posisi pertama dengan perolehan dukungan 42,3 persen," ujarnya, Senin (11/7).
Berdasarkan hasil survei, Ganjar Pranowo berada di urutan kedua dengan 37,4 persen dan Anies Baswedan berada di posisi ke tiga dengan 17 persen. Sementara responden yang tidak menjawab dan belum menentukan pilihan sebanyak 3,3 persen.
Elektabilitas Prabowo dalam survei IPN mengungguli angka keterpilihanan terhadap Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan dengan masing-masing memperoleh 37,4 persen serta 17 persen.
IPN juga melakukan simulasi apabila para calon saling berhadapan atau head to head. Berdasarkan hasil survei, Prabowo tampak memiliki elektabilitas yang tinggi dalam berbagai simulasi berhadapan dengan Ganjar atau Anies.
"Hasil survei menunjukkan bila Prabowo berhadapan secara head to head dengan Ganjar maka kompetisi akan dimenangkan oleh Prabowo," lanjut Ike.
Elektabilitas Prabowo berada di angka 52,1 persen jika berhadapan dengan Ganjar yang mengantongi angka keterpilihan 38,5 persen dengan 9,4 persen yang belum menentukan pilihan.
Kemudian, Prabowo memperoleh elektabilitas 51,4 persen apabila berhadapa dengan Anies yang mendapatkan 31,9 persen dengan 16,7 persen belum punya pilihan.