Selasa 11 Jul 2023 15:47 WIB

Segini Harga Data Pribadi Anda di Situs Gelap

Identitas dan lokasi pengguna dark web bersifat anonim dan tak dapat dilacak.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Natalia Endah Hapsari
Berbagai informasi pribadi seperti kata sandi akun hingga informasi kartu kredit bisa dicuri dan dijual di situs gelap alias dark web, memicu berbagai kerugian bagi para korban./ilustrasi
Foto: TechWorld
Berbagai informasi pribadi seperti kata sandi akun hingga informasi kartu kredit bisa dicuri dan dijual di situs gelap alias dark web, memicu berbagai kerugian bagi para korban./ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA---Dengan maraknya berbagai jenis kejahatan siber, semua orang perlu ekstra berhati-hati. Berbagai informasi pribadi seperti kata sandi akun hingga informasi kartu kredit bisa dicuri dan dijual di situs gelap alias dark web, memicu berbagai kerugian bagi para korban.

Dark web adalah sisi tersembunyi internet,  hosting situs web yang tidak dapat ditemukan di Google dan hanya dapat diakses melalui browser khusus. Identitas dan lokasi pengguna dark web bersifat anonim dan tak dapat dilacak karena sistem enkripsi berlapis.

Baca Juga

Itu menjadikannya sarang bagi penjahat. Awal tahun ini, lembaga penegak hukum di seluruh dunia baru saja menjatuhkan Genesis Market, pasar daring yang membeli dan menjual data pengguna yang diretas, di Operation Cookie Monster.

Dikutip dari laman Daily Mail, Selasa (11/7/2023), grup riset privasi data dan keamanan siber Privacy Affairs telah menganalisis pasokan dan harga berbagai hal yang dijual di dark web. Hasil yang didapat cukup menarik.

Menurut analisis itu, akun Gmail yang diretas bisa dijual seharga 60 dolar AS (sekitar Rp 908 ribu). Akun Facebook dan Instagram bisa laku seharga 25 dolar AS (Rp 378 ribu), sementara akun Twitter yang diretas berharga 20 dolar AS (Rp 303 ribu).

Harga informasi kartu kredit yang diretas dengan saldo hingga 5.000 dolar AS, dijual seharga 110 dolar AS ( Rp 1,6 jutaan). Data login perbankan daring dengan nominal 2.000 dolar AS atau lebih, bisa dicuri dan dijual seharga 60 dolar AS (Rp 900 ribuan).

Untuk setiap 50 data login akun PayPal yang diretas, bisa dijual seharga 120 dolar AS (Rp 1,8 juta). Sedangkan detail satu akun PayPal dengan saldo minimal 1.000 dolar AS, hanya 10 dolar AS (Rp 150 ribu).

Data akun terverifikasi Crypto.com berharga 300 dolar AS (Rp 4,5 juta). Coinbase sedikit lebih murah, di harga 250 dolar AS (Rp 3,7 juta). Tarif untuk akun Robinhood yang diretas adalah 150 dolar AS (Rp 2,2 juta). Untuk akun Airbnb yang terverifikasi, berharga 300 dolar AS (Rp 4,5 juta). Akun biasa hanya berharga 12 dolar AS (Rp 180 ribu).

Selain penjualan data, situs gelap juga menawarkan berbagai produk ilegal. Misalnya, tawaran membayar dua sampai lima dolar AS (Rp 30 ribu sampai Rp 75 ribu) untuk mendapat 1.000 pengikut di akun media sosial atau LinkedIn.

Terdapat pula tawaran berlangganan satu tahun ilegal ke Netflix seharga 20 dolar AS (Rp 300 ribuan) serta platform streaming lainnya. Berbagai layanan ilegal seperti pemindaian dokumen palsu, pembuatan dokumen palsu dalam format fisik, dan malware juga berseliweran di situs gelap.

Pengguna internet diimbau tak sembarangan mengisi formulir daring. Sebab, akun, kata sandi, dan data lainnya mungkin dijual tanpa disadari. Untuk antisipasi, ada situs web seperti HaveIBeenPwned dan CyberNews Checker yang bisa melacak pelanggaran data. Situs yang diperbarui secara berkala itu akan memberi tahu jika email dan kata sandi seseorang terancam kejahatan siber.

 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement