Selasa 11 Jul 2023 14:47 WIB

Sekjen NATO Dukung Turki Masuk Uni Eropa

Sejak tahun 1987 Turki sudah mengajukan untuk bergabung Uni Eropa

Rep: Lintar Satria/ Red: Esthi Maharani
Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan ia mendukung masuknya Turki ke Uni Eropa
Foto: EPA-EFE/FILIP SINGER
Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan ia mendukung masuknya Turki ke Uni Eropa

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan ia mendukung masuknya Turki ke Uni Eropa sebagai syarat agar Turki membuka pintu untuk keanggotaan Swedia di NATO. Ia juga menilai Swedia telah memenuhi semua syarat untuk bergabung aliansi keamanan tersebut.

"Masih terdapat kemungkinan keputusan positif mengenai Swedia dalam pertemuan di Vilnius," kata Stoltenberg di konferensi pers, Selasa (11/7/2023).

Baca Juga

Sebelumnya, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan ia akan mendukung bergabungnya Swedia dengan Organisasi Pertahanan Atlantik Utara (NATO) bila Uni Eropa kembali membuka pembicaraan mengenai keanggotaan Turki. Erdogan mengatakan ia sudah menyampaikan hal ini ke Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden dalam sambungan telepon.

"Pertama, buka jalan bagi keanggotaan Turki di Uni Eropa dan kemudian kami akan membukanya bagi Swedia, seperti yang telah kami buka untuk Finlandia," kata Erdogan sebelum berangkat ke pertemuan NATO di Lithuania seperti dikutip Aljazirah, Senin (10/7/2023).

Sejak tahun 1987 Turki sudah mengajukan untuk bergabung dengan Komunitas Ekonomi Eropa (EEC), blok ekonomi Eropa sebelum Uni Eropa. Pada tahun 1999 Ankara menjadi kandidat anggota dan resmi meluncurkan negosiasi keanggotaan pada tahun 2005.

Namun pembicaraan mengalami kebuntuan pada tahun 2016 karena pelanggaran hak asasi manusia di Turki. "Saya ingin menggarisbawahi kenyataannya, Turki menunggu di depan pintu Uni Eropa selama 50 tahun. Hampir semua anggota NATO adalah anggota Uni Eropa. Sekarang saya berbicara dengan negara-negara ini, yang membuat Turki menunggu selama lebih dari 50 tahun, dan saya akan berbicara lagi dengan mereka di Vilnius," kata Erdogan.

Gedung Putih yang juga mendukung keanggotaan Turki di Uni Eropa. Namun, Gedung Putih menegaskan keanggotaan Turki di Uni Eropa itu urusan antara Turki dan 27 negara anggota Uni Eropa. "Fokus kami pada Swedia yang mana sudah bergabung dengan aliansi NATO," kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih.

Juru bicara Komisi Eropa mengatakan keanggotaan Uni Eropa dan NATO "terpisah prosesnya" dan "tidak bisa dihubungkan." Langkah Ankara menunda aksesi Swedia membuat gusar sekutu-sekutu NATO termasuk AS.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement