Selasa 11 Jul 2023 19:59 WIB

Curhat Ortu di Depok, Berkali Gagal Masukkan Anak ke Sekolah Negeri Gegara Sistem Zonasi

Orang tua mengeluhkan jumlah sekolah negeri di Depok.

Rep: Alkhaledi Kurnialam/ Red: Agus raharjo
Sejumlah anggota Dewan Kesehatan Rakyat (DKR) bersama orang tua murid berunjuk rasa di Balai Kota Depok, Jawa Barat, Kamis (2/7/2020). Unjuk rasa tersebut sebagai bentuk protes penolakan siswa miskin dalam Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Kota Depok dan proses pendaftaran yang dinilai menyusahkan orang tua dan calon siswa.
Foto: ANTARA/Asprilla Dwi Adha
Sejumlah anggota Dewan Kesehatan Rakyat (DKR) bersama orang tua murid berunjuk rasa di Balai Kota Depok, Jawa Barat, Kamis (2/7/2020). Unjuk rasa tersebut sebagai bentuk protes penolakan siswa miskin dalam Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Kota Depok dan proses pendaftaran yang dinilai menyusahkan orang tua dan calon siswa.

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) untuk sekolah negeri di Kota Depok pada tahun ini kembali dikeluhkan masyarakat. Banyak orang tua siswa yang mengeluh anaknya gagal masuk sekolah negeri yang ingin dituju karena sistem zonasi yang diterapkan.

Salah satu orang tua calon siswa SMP asal Kota Depok, Hardiansyah, mengaku telah mendaftarkan anaknya ke tiga SMP negeri yang berbeda sejauh ini. Tapi semuanya gagal karena jarak sekolah yang memang jauh dari rumah.

Baca Juga

"Di SMP 4 sempat masuk ke dalam web terus terlempar, jaraknya kalau dari aplikasi PPDB itu 1,5 kilometer. Terus saya coba lagi yang kedua, ke SMP 3 Depok, jarak dari rumah melalui aplikasi 1,6 (kilometer) itu juga terlempar. Terus terakhir kemarin sore saya majuin lagi pilihannya ke SMP 22, jaraknya sekitar 1,9 (kilometer), kelempar juga," tutur Hardiansyah, Selasa (11/7/2023).

Hardiansyah awalnya sangat berharap bisa menyekolahkan anaknya ke sekolah negeri. Tapi karena sistem zonasi ini, ia harus pasrah untuk menyekolahkan anaknya ke sekolah swasta.

Menurutnya, Kota Depok belum siap menerapkan sistem zonasi karena sekolah negeri di daerah ini masih sangat minim. Sehingga akan lebih banyak anak yang tidak tertampung di sekolah negeri tiap tahunnya di Kota Depok.

"Sebaiknya kalau memang belum siap ya tetap pakai jalur prestasi kayak zaman dulu lah kita bagusnya pakai NEM (Nilai Ebtanas Murni). Karena kan SD di Abadijaya saja ada sekitar 20-an, jadi dengan SMP negeri yang sedikit, nggak sesuai lah, perbandingannya nggak sebanding," katanya.

Meski kecewa karena tidak bisa masuk SMP negeri, Hardiansyah menyebut anaknya tidak terlalu meratapi kondisi ini. Ia juga telah mendidik anaknya untuk tidak berlaku curang, sehingga tidak mencari-cari celah untuk masuk sekolah negeri lewat jalur tidak resmi.

"Saya bilang ke anak apa mau lewat jalur samping? Anak saya bilang nggak mau, katanya takut dibuli. Dia juga nggak sedih-sedih amat karena kan di SMP Tugu Ibu banyak temen SD-nya yang tidak lolos ke negeri," ujarnya.

Sekolah negeri di Depok masih minim ...

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement