REPUBLIKA.CO.ID, TULUNGAGUNG -- Petani peternak muda terus bergeliat untuk melanjutkan amanah memelihara negeri dari ancaman kekurangan pangan, baik yang disebabkan anomali iklim maupun pertambahan populasi manusia yang menuntut ketersediaan pangan.
Hal tersebut sesuai arahan Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo yang disampaikan oleh Kepala BPPSDM Kementan Dedi Nursyamsi pada berbagai kesempatan. "Peningkatan jumlah petani muda harus terus didorong karena jumlah petani kita menurun," kata Mentan.
Dedi Nursyamsi mengatakan selain karena faktor usia, juga adanya penurunan produktivitas. "Karena itu, para milenial harus lebih baik mengelola usahanya dengan pemanfaatan teknologi atau smart farming agar pertanian tidak lagi identik dengan kotor, lusuh dan tidak menjanjikan," katanya.
Dedi Nursyamsi menambahkan, selain memanfaatkan teknologi para milenial juga harus berkolaborasi, karena dengan saling kerja sama, banyak hal positif dapat dihasilkan, mulai bertukar informasi penerapan teknologi, hingga akses keuangan dan pasar.
Direktur Polbangtan Malang, Setya Budhi Udrayana menegaskan semua hal dapat dikolaborasikan, hal itu selalu diupayakan oleh tim Provincial Project Implementation Unit (PPIU) Jawa Timur dalam pelaksanaan Youth Enterpreneurship And Employment Support Services Programme (YESS).
Direktur Udrayana bersama Tim PPIU Jatim melakukan kunjungan lapangan dan brainstorming pada peternak milenial yang tergabung dalam Ekosistem Komoditas Ternak Kambing Domba di Kabupaten Tulungagung pada Sabtu (8/7/2023).
Bertempat di kantor Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Pakel, Udrayana bersama Project Manager PPIU Jatim Acep Hariri dan pengarah mengadakan diskusi dengan penyuluh, mobilizer, fasilitator, dan peternak.
"Diskusi membahas tentang langkah-langkah konkret pelaksanaan program dan kegiatan korporasi petani milenial, yang hingga saat ini masih menunggu pengesahan," kata Udrayana yang akrab disapa Uud.
Menurutnya, berdasarkan informasi, peluang pasar di Kabupaten Tulungagung dan sekitarnya masih sangat terbuka untuk menampung produk kambing. "Baik dalam keadaan hidup maupun bentuk daging, karenanya pengelola korporasi harus update database," kata Uud.
Demikian pula dengan peternak milenial, harus mampu meningkatkan produktifitas usahanya. Kevin, Jefri, Nova dan Arif yang mulai menjadi Penerima Manfaat YESS sejak 2021.
Keempat petani milenial Penerima Manfaat YESS tersebut meyakini bahwa usaha mereka yang telah meningkat dua sampai tiga kali lipat, setelah mengikuti program, akan makin menjanjikan jika korporasi yang saat ini sedang dibangun, dapat dijalankan dengan baik.
"Kami akan fokus pada pengembangan on farm, karena input dan pasar telah disiapkan dan diatur oleh korporasi," kata Uud.
Direktur Udrayana menegaskan bahwa database kebutuhan pasar dan ketersediaan produk yang disiapkan peternak milenial menjadi hal yang sangat penting diperhatikan.
"Kesiapan data supply and demand, peternak dapat melakukan pengembangan usaha melalui penerapan berbagai teknologi mulai manajemen pemeliharaan, manajemen pakan dan bahkan manajemen reproduksi.
Penerapan smart farming, kata Uud, akan menjadi sebuah kebutuhan untuk peningkatan produktivitas usaha, dan tentu akan berujung pada peningkatan pendapatan serta kesejahteraan peternak muda.