REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA---Para astronom menemukan beberapa fenomena kosmik unik di galaksi yang dijuluki CEERS 1019. Pengamatan dilakukan menggunakan teleskop luar angkasa James Webb, yang baru-baru ini ditunjuk untuk meneliti 100.000 galaksi yang relatif muda.
Di antara objek kosmik, kategori muda yakni berusia 570 juta tahun setelah terjadinya Big Bang yang membentuk alam semesta. Kemampuan teleskop Webb untuk menangkap energi yang sangat redup memungkinkan peneliti mengamati CEERS 1019.
"Melihat objek yang jauh dengan teleskop ini sangat mirip dengan melihat data dari lubang hitam yang ada di galaksi dekat kita," ujar Rebecca Larson, seorang astronom di University of Texas di Austin, dikutip dari laman Mashable SEA, Rabu (12/7/2023).
CEERS 1019 dan lubang hitamnya unik karena sejumlah alasan. Ada kemungkinan itu bukan hanya satu galaksi. Selama ini, sebagian besar galaksi muncul sebagai piringan tunggal. Namun, CEERS 1019 terdiri dari tiga gumpalan terang.
"Kami tidak terbiasa melihat begitu banyak struktur dalam gambar pada jarak ini," ungkap Jeyhan Kartaltepe, seorang astrofisikawan di Rochester Institute of Technology di New York, yang bekerja pada penelitian tersebut.
Struktur tersebut mungkin merupakan penggabungan galaksi, dan memicu penciptaan bintang-bintang. Penggabungan galaksi bisa ikut bertanggung jawab untuk memicu aktivitas di lubang hitam galaksi ini, dan bisa mengarah pada peningkatan pembentukan bintang.
CEERS 1019 tidak hanya penting untuk berapa lama keberadaannya, tetapi juga seberapa kecil berat lubang hitamnya. Tim memprediksi bobotnya sembilan juta kali lebih berat dari matahari. Itu cukup kecil jika dibandingkan dengan lubang hitam lain di alam semesta, yang satu miliar kali lebih berat.
Meskipun kecil, lubang hitam yang ditemukan di CEERS 1019 sangat aktif dan "rakus" melahap gas, debu, dan bintang pada tingkat tertinggi yang mungkin secara teori untuk ukurannya. Dengan bantuan teleskop Webb, para peneliti berharap dapat memahami bagaimana galaksi dan benda-benda masif itu muncul.
Instrumen khusus Webb dapat melihat susunan kimiawi objek yang jaraknya miliaran tahun cahaya. Astronom tidak memiliki gambar lubang hitam itu, tetapi dapat mengetahui bagaimana perilaku lubang hitam, dan apa yang terjadi dengan mengamati aktivitas atom atau molekul.
Temuan itu akan diterbitkan dalam jurnal sains The Astrophysical Journal Letters. Selain CEERS 1019, NASA menyebut lubang hitam lain berjarak lebih jauh yang diidentifikasi oleh Webb saat ini sedang ditinjau oleh komunitas astronomi.
Teleskop Webb merupakan kolaborasi ilmiah antara Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA), Badan Antariksa Eropa (ESA), dan Badan Antariksa Kanada. Salah satu keunggulan Webb yakni adanya cermin raksasa penangkap cahaya setinggi lebih dari enam meter.
Ukuran cermin itu dua setengah kali lebih besar dari cermin teleskop luar angkasa Hubble, memungkinkan Webb untuk melihat objek kuno yang lebih jauh. Webb pada dasarnya adalah teleskop inframerah, yang artinya mampu melihat cahaya dalam spektrum inframerah.
Teleskop Webb juga punya spektrometer, instrumen yang dapat menguraikan molekul (seperti air, karbon dioksida, dan metana) yang ada di atmosfer planet ekstrasurya yang jauh. "Kita mungkin mempelajari hal-hal yang tidak pernah kita pikirkan," kata Mercedes López-Morales, seorang peneliti planet ekstrasurya dan astrofisikawan di Pusat Astrofisika-Harvard & Smithsonian.