Rabu 12 Jul 2023 13:49 WIB

Mengapa Keanggotaan Ukraina di NATO Sangat Sensitif?

Para pemimpin NATO tidak memberikan Rencana Aksi Keanggotaan Ukraina

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Esthi Maharani
NATO menyetujui bahwa Ukraina dapat bergabung dengan aliansi tersebut. Tetapi para pemimpin NATO tidak memberikan Rencana Aksi Keanggotaan (MAP)
Foto: EPA-EFE/TIM IRELAND
NATO menyetujui bahwa Ukraina dapat bergabung dengan aliansi tersebut. Tetapi para pemimpin NATO tidak memberikan Rencana Aksi Keanggotaan (MAP)

REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Ukraina meningkatkan upaya untuk bergabung dengan NATO setelah invasi Rusia tahun lalu. Upaya ini diambil dengan alasan bahwa jaminan keamanan yang diberikan oleh Moskow, Washington, dan London ketika menyerahkan persenjataan nuklirnya ke Rusia pada 1994 tidak mumpuni.

Sementara negara-negara Eropa timur mengatakan, sebuah peta jalan harus diberikan ke Kiev sebelum menjadi anggota NATO. Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan, ekspansi NATO menuju perbatasan Rusia selama dua dekade terakhir adalah alasan utama keputusannya untuk mengirim puluhan ribu tentara ke negara tetangga Ukraina pada 24 Februari 2022.

Baca Juga

Pada 2008 dalam KTT Bucharest, NATO menyetujui bahwa Ukraina dapat bergabung dengan aliansi tersebut. Tetapi, para pemimpin NATO tidak memberikan Rencana Aksi Keanggotaan (MAP) yang merupakan peta jalan untuk membawa Ukraina lebih dekat ke blok tersebut. Moskow kemudian secara ilegal mencaplok Krimea dari Ukraina pada 2014 dan mendukung proksi separatis di timur Ukraina.

Dalam kunjungan yang jarang ke Kiev pada April ini, Sekretaris Jenderal NATO, Jens Stoltenberg mengatakan, NATO memberikan tempat bagi Ukraina. Namun, keanggotaan Ukraina belum dapat diproses karena negara tersebut sedang dilanda perang.

Pada awal Juni, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy mengatakan, negaranya memahami posisi ini. Tetapi, pada dia mengulangi seruan agar Ukraina menerima undangan untuk hadir di KTT NATO berlangsung pada 11-12 Juli di Vilnius.

Di bawah proses MAP diikuti oleh negara-negara bekas komunis lainnya di Eropa Timur, para kandidat harus membuktikan bahwa mereka memenuhi kriteria politik, ekonomi dan militer, serta mampu memberikan kontribusi militer untuk operasi NATO. Sejak 1999, sebagian besar negara yang ingin bergabung dengan NATO telah berpartisipasi dalam MAP meskipun prosedur ini tidak wajib. Finlandia dan Swedia diundang untuk bergabung langsung dengan aliansi tersebut.

Tidak diketahui bagaimana peta jalan Ukraina menuju keanggotaan NATO...

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement