REPUBLIKA.CO.ID, CAMP SMITH -- Jenderal Amerika Serikat (AS) bertemu dengan pejabat-pejabat pertahanan Korea Selatan (Korsel) dan Jepang dalam pertemuan trilateral di Hawaii. Pertemuan ini digelar saat Korea Utara (Korut) menggelar uji coba rudal balistik.
Washington menekan agar Korsel dan Jepang untuk bekerja sama lebih erat dalam menghadapi ancaman Korea Utara (Korut) dan Cina. Hubungan Seoul dan Tokyo renggang karena perselisihan sejarah penjajahan Jepang di Korea dari 1910-1945.
Pada Rabu (12/7/2023) juru bicara untuk Kepala Staf Gabungan AS Jenderal Mark Milley, Kolonel Dave Butler mengatakan uji coba rudal Korut digelar saat di akhir pertemuan yang sudah lama direncanakan. Ia mengatakan rudal balistik Korut ditembakkan ke arah Laut Jepang.
Pada tahun ini Korut menggelar uji coba rudal balitik antar-benua bahan bakar padatpertama mereka. Pyongyang juga meluncurkan satelit mata-mata tahun ini meski satelit jatuh saat diluncurkan. Resolusi Dewan Keamanan PBB melarang Korut menggunakan rudal balistik termasuk untuk meluncurkan satelit.
Pertemuan trilateral itu digelar di Camp Smith, Hawaii, dan pertemuan pertama para jenderal tiga negara sejak Maret 2022. Pada Selasa (11/7/2023) kemarin pejabat tinggi dan adik Pemimpin Korut Kim Jong-un, Kim Yo Jung mengatakan pesawat militer AS delapan kali masuk Zona Ekonomi Eksklusif Korut.
Ia memperingatkan pasukan AS akan menghadapi "penerbangan yang sangat kritis" bila mereka kembali melakukan "penerobosan ilegal."
Seorang pejabat pertahanan AS yang tidak bersedia disebutkan namanya mengatakan ancaman Korut tampaknya hanya gertakan. Pejabat itu mengatakan jangkauan rudal darat Korut tidak bisa mencapai pesawat-pesawat AS yang tidak terbang di zona ekonomi eksklusif Korut.
"Tidak mungkin akan terwujud sebagai ancaman signifikan," kata pejabat itu.
Milley akan terbang ke Jepang dan Korsel pekan ini.