Rabu 12 Jul 2023 14:31 WIB

Enam Pelajaran dari Kisah Nabi Luth dan Kaum Sodom

Nabi Luth diutus ke kaum Sodom.

Rep: Muhyiddin/ Red: Muhammad Hafil
Bab-Edh-dhra, lokasi ditemukannya reruntuhan kota Sodom dan Gomoroh
Bab-Edh-dhra, lokasi ditemukannya reruntuhan kota Sodom dan Gomoroh

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Keponakan Nabi Ibrahim, Nabi Luth, diutus oleh Allah SWT untuk bedakwah di tengah-tengah masyarakat Sodom dan Gomora, di sekitar Laut Mati. Umatnya adalah homoseksual, yang menghasilkan segala macam dosa lainnya. Akibatnya, mereka dihukum dan dilenyapkan dari muka bumi.

Kisah tentang Nabi Luth dan kaumnya disajikan dalam surah-surah Alquran. Di antaranya, di dalam surah al-A'raf (80-84), Hud (74-83), al-Hijr (58-77), al-Anbiya' (74-75), al-Shuara' (160-175), al-Naml (54-58), al-Ankabut (28-35), al-Saffat (133-138), al-Qamar ( 33-40), dan al-Tahrim (10).

Baca Juga

Ada sejumlah pelajaran yang dapat diambil dari kisah dakwah Nabi Luth dan kaum Sodom. Berikut ini adalah lima pelajaran dati kisah Nabi Luth dan kaumnya, sebagaimana dilansir dari aboutislam, Rabu (12/7/2023):

1. Homoseksualitas sebagai kejahatan tercela

Homoseksualitas adalah salah satu kejahatan yang paling tercela. Karakternya sedemikian rupa sehingga mengarah pada serangkaian kejahatan lain yang sama mengerikannya. Ia melanggar fitrah (sifat manusia), menghina perintah-perintah agama, bekerja melawan hukum alam, dan menjadikan dirinya sebagai agen kepalsuan dan kesesatan.

Homoseksualitas adalah ibu dari semua amoralitas. Sebagai kutukan keberadaan, itu harus dihadapi secara langsung. Ini adalah bentuk penyimpangan eksistensial yang kehadirannya tidak dapat ditoleransi.

Kaum Nabi Luth yang melakukan homoseksualitas dihukum dengan berbagai hukuman. Allah menghujani mereka dengan hujan batu, membalikkan rumah mereka, dan menyebabkan mereka ditelan bumi.

2. Tipu daya setan

Kejahatan tidak mengenal batas ketika Iblis memberontak melawan Allah. Setan bersumpah bahwa dia tidak akan berhenti untuk menipu dan menyesatkan manusia. Menghancurkan umat manusia menjadi objek keberadaannya.

Beberapa strategi Setan atau Iblis yang paling dapat diterapkan adalah kecerdikan, tipu muslihat, dan tipu daya. Kaum Luth juga menyerah pada tipu daya Setan dan kelemahan jiwa mereka sendiri. Mereka membiarkan diri mereka dibutakan dan dilumpuhkan, dan ditipu untuk melakukan sesuatu yang belum pernah dilakukan oleh siapa pun sebelumnya.

Itu lah sebabnya Nabi Luth terus-menerus mengingatkan mereka. Dia selalu mengingatkan kepada mereka. “Mengapa kamu melakukan perbuatan keji, yang belum pernah dilakukan oleh seorang pun sebelum kamu (di dunia ini)?” (QS al-A’raf ayat 80).

Nabi Luth mengatakan kepada kaumnya bahwa alasan kejahatan mereka adalah fakta bahwa mereka tidak takut dan menaati Allah. Perintah-perintahnya tidak berarti apa-apa bagi mereka. Mereka lebih suka tunduk dan mengikuti otoritas palsu setan dan diri mereka yang dibesar-besarkan. Mereka adalah mainan dalam rencana iblis.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement