REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- SMAN 81 Jakarta mengonfirmasi bahwa ada sejumlah siswa dari jalur zonasi di SMAN 81 Jakarta yang memilih undur diri dari sekolah tersebut. Hal itu karena mereka sudah berorientasi untuk bekerja, bukan ingin melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Kondisi itu sama dengan SMAN lainnya, seperti SMAN 8 Jakarta.
Jalur zonasi diketahui telah diberlakukan di sekolah tersebut sejak 2019. Dengan pemberlakuan jalur zonasi, penyeleksian tidak lagi berdasarkan nilai, melainkan diutamakan persentase 50 persen yang masuk sekolah tersebut adalah anak usia SMA yang ada di sekitar daerah sekolah.
"Ya ada yang memang mau bekerja, sehingga mau belajar di SMK," kata Kepala SMAN 81 Jakarta Joko Arwanto saat ditemui di SMAN 81, Cipinang Melayu, Kecamatan Makasar, Jakarta Timur, Rabu (12/7/2023).
Joko menyebut sebenarnya SMAN 81 Jakarta berusaha memberi layanan pula bagi siswa yang ingin bekerja untuk bisa diakomodasi. Namun, dia mengaku ada segelintir anak didiknya yang akhirnya memilih pindah sekolah.
"(Jumlahnya) tidak banyak. Ada sekitar 10 an lah. Saya berusaha semaksimal mungkin anak-anak ketika sudah ada di sini kita beri layanan terbaik supaya kerasan (betah), tapi kalau memang anaknya mau di SMK, dia punya hak, ya silakan," tutur Joko.
Meski begitu, Joko mengeklaim, jumlah siswa dari jalur zonasi di sekolahnya yang keluar terbilang sedikit. "Daripada sekolah lain, ada yang lebih dari 20. Kalau di sini relatif kecil," ujarnya.
Persentase 50 persen untuk jalur zonasi di SMAN 81 Jakarta diklaim selalu terpenuhi sesuai aturan. Joko menuturkan, dari jalur zonasi itu, sekitar sepertiga siswa berasal dari keluarga menengah ke bawah, sepertiganya lagi berasal dari keluarga rata-rata, dan selebihnya keluarga dengan ekonomi baik. Artinya sangat variatif kondisi dan latar belakang para anak didiknya.
SMAN 8 Jakarta telah memberlakukan jalur zonasi sejak 2019 dengan memprioritaskan warga kawasan Bukit Duri, Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan. SMAN yang background-nya sebagai sekolah unggulan itu mencatat ada puluhan siswa jalur zonasi yang mengundurkan diri karena berbagai alasan.
"Kisarannya sekitar 20 siswa dengan berbagai macam hal, ada yang karena ingin ke SMK, ada yang juga kerja sambil nyari ojek online sehingga kalau sekolahnya pagi kan enggak bisa bantu orang tua sehingga masuklah ke PKBM (pusat kegiatan belajar mengajar)," kata Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan SMAN 8 Gatot Handoko kepada Republika.co.id di kawasan Bukit Duri, Tebet, Jakarta Selatan, Senin (10/7/2023).
Kawasan Bukit Duri diketahui merupakan huan bagi warga menengah ke bawah. Gatot mengakui, perlunya upaya sosialisasi dan adaptasi yang dilakukan, baik pihak sekolah yang dikenal sebagai sekolah favorit, maupun warga anak usia SMA dengan latar belakang SMP reguler.