REPUBLIKA.CO.ID, ABU DHABI -- Abu Dhabi Islamic Bank (ADIB) mengumumkan telah berhasil mengumpulkan 750 juta dolar AS dalam instrumen sukuk perpetual. Instrumen tersebut akan dicatatkan dan diperdagangkan di London Stock Exchange. Sukuk perpetual tambahan berdenominasi dolar AS (AT1) itu dihargai dengan tingkat keuntungan 7,25 persen per tahun yang dibayarkan setiap enam bulan.
Penerbitan sukuk ini pun disambut dengan permintaan luar biasa dan menarik minat lebih dari 240 investor global dan regional dengan pesanan akhir melebihi 7 miliar dolar AS. Angka itu mengalami kelebihan lebih dari sembilan kali ini akan digunakan untuk menjaga struktur permodalan bank.
“Kami senang menerima minat luar biasa dari berbagai investor domestik, regional, dan internasional. Permintaan untuk penerbitan ini melebihi penawaran awal lebih dari sembilan kali, menyoroti permintaan dan kepercayaan yang luar biasa dari investor global terhadap kualitas aset ADIB," kata CEO Grup ADIB Nasser Al Awadhi dikutip dari Gulf News, Rabu (12/7/2023).
Penerbitan sukuk ini, tambahnya, juga akan mempertahankan struktur permodalan Grup yang optimal. Ia juga mengatakan, penerbitan ini didorong oleh permintaan luas di tiga wilayah, dengan alokasi akhir 83 persen ke Timur Tengah dan Afrika Utara, 13 persen ke Eropa, dan 4 persen ke Asia.
"Menurut jenis investor, bank swasta 70 persen, manajer aset dan dana 16 persen, bank komersial 10 persen, dan lainnya 4 persen,” ungkap ADIB.