Rabu 12 Jul 2023 21:08 WIB

Pekerja di Studio Hollywood Berjuang Menghindari Pemogokan di Bisnis Hiburan AS

Serikat pekerja hiburan Hollywood yang mewakili 160.000 pekerja akan melakukan mogok.

Rep: Amri Amrullah/ Red: Nidia Zuraya
Industri hiburan Amerika Serikat.
Foto: Blogspot
Industri hiburan Amerika Serikat.

REPUBLIKA.CO.ID, LOS ANGELES -- Studio-studio film dan televisi besar di Hollywood mengalami ancaman pemogokan pekerja terbesar dalam bisnis hiburan di AS. Serikat pekerja hiburan Hollywood ini mewakili 160.000 pekerja dan aktor pembantu akan terlibat dalam pembicaraan terakhir pada Rabu (12/7/2023) jelang tenggat waktu tengah malam untuk menghindari pemogokan.

SAG-AFTRA, serikat pekerja terbesar di Hollywood, menuntut kompensasi yang lebih tinggi di era TV streaming serta perlindungan terhadap penggunaan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI). Para anggota pekerja hiburan ini mengancam akan melakukan pemogokan, jika para negosiator tidak dapat mencapai kesepakatan yang diinginkan.

Baca Juga

Perwakilan pekerja hiburan dan para bintang A-list papan atas termasuk Jennifer Lawrence dan Meryl Streep telah menyatakan mereka siap untuk berhenti bekerja. Mereka akan bergabung dengan sekitar 11.500 anggota Writers Guild of America (WGA), yang melakukan mogok kerja pada awal Mei lalu.

Aksi mogok kerja tersebut membuat acara bincang-bincang televisi larut malam menjadi tayangan ulang tanpa henti dan mengganggu sebagian besar produksi untuk musim TV musim gugur serta pembuatan film beberapa film beranggaran besar.

Pemogokan oleh serikat pekerja SAG-AFTRA akan memaksa lebih banyak set untuk ditutup dan menambah tekanan pada studio untuk menemukan resolusi. Pada Selasa, para negosiator SAG-AFRA menyetujui permintaan studio untuk memanggil mediator federal.

Namun serikat pekerja mengatakan bahwa perwakilan studio telah menyalahgunakan kepercayaan pekerja dengan membocorkan informasi kepada media dan mereka tidak akan bergeming dari tenggat waktu pada Rabu malam.

Hollywood belum pernah menghadapi pemogokan pekerja secara bersamaan sejak tahun 1960, ketika para anggota WGA dan Screen Actors Guild melakukan penghentian kerja untuk memperebutkan sisa-sisa film yang dijual ke jaringan TV.

Saat ini, serikat pekerja berjuang melawan kencangnya serial televisi Netflix, Walt Disney dan perusahaan-perusahaan lain. Terutama terkait gaji pokok dan sisa dari layanan streaming dan masalah-masalah lain termasuk penggunaan AI generatif.

Para artis menginginkan jaminan bahwa gambar digital mereka tidak akan digunakan tanpa izin dari mereka. Negosiasi berlangsung pada saat yang sulit bagi perusahaan media yang telah menghabiskan miliaran dolar untuk pemrograman, yang mencoba menarik pelanggan streaming baru.

Disney, Comcast Corp, NBC Universal, dan Paramount Global masing-masing kehilangan ratusan juta dolar dari streaming pada kuartal terakhir. Pada saat yang sama, munculnya video online telah mengikis pendapatan iklan televisi karena jumlah penonton TV tradisional menyusut.

Aliansi Produser Film dan Televisi (AMPTP), yang bernegosiasi atas nama studio, menolak berkomentar mengenai pembicaraannya dengan SAG-AFTRA. Dengan para penulis, AMPTP mengatakan bahwa mereka telah menawarkan kenaikan gaji yang sesuai, namun tidak dapat menyetujui semua tuntutan para penulis.

Studio-studio dan WGA belum mengadakan pembicaraan sejak pemogokan para penulis dimulai pada tanggal 2 Mei 2023 lalu. 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement