Kamis 13 Jul 2023 17:31 WIB

Mengenal Lebih Dekat Kota Madinah

Kota Madinah menjadi saksi perjuangan Rasulullah SAW.

Rep: Agung Sasongko/ Red: Muhammad Hafil
Kota Madinah (Ilustrasi)
Foto: Twitter
Kota Madinah (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, MADINAH -- Kota Madinah menjadi saksi perjuangan Rasulullah SAW bersama para sahabatnya membangun peradaban Islam. Tak heran, di kota yang dahulunya bernama Yastrib inimenyimpan banyak sekali jejak bersejarah peninggalan Nabi Muhammad SAW.  Untuk mengetahui perkembangan Kota Madinah dari masa ke masa dan perjuangan Rasulullah kala itu, pengunjung bisa mengunjungi Museum Madinah Al Munawwarah.

Jalur kereta api ini dibangun oleh Sultan Abdul Hamid II pada 1900 silam. Pembangunan jalur kereta api Hejaz itu untuk mempersatukan dunia Islam sekaligus memudahkan bagi jemaah haji saat menuju Makkah.

Baca Juga

Museum ini banyak menyimpan koleksi barang-barang bernilai sejarah seperti mata uang dinar di zaman Rasulullah, artefak, batu kristal, persenjataan, pena beserta tempat tinta hingga surat Rasulullah yang ditujukan kepada penguasa Romawi dan sebagainya.  

Terletak sekitar 453 kilometer dari Kota Suci Makkah, ada banyak gunung tandus yang mengelilingi Kota Madinah, di antaranya, Pegunungan Hijaz dengan Jabal Uhud sebagai puncak tertinggi dan hanya berjarak 5 Km dari Masjid Nabawi. Kemudian, Jabal Ayr, Jabal Al Rayah, Jabal Al Rumah dan Jabal Sala.

"Museum ini dibangun di lahan seluas 1.700 meter persegi. Dibangun sebelum Malik Bin Abdul Aziz,"  ujar Security Officer Hatim Ali Alraddadi, Kamis (13/7/2023). 

Dilansir Arab News, Direktur Eksekutif Museum Dar Al-Madinah, Hassan Taher, mengatakan museum tersebut adalah museum khusus pertama dan terbesar, dari sejarah dan warisan budaya Madinah dan tengara kehidupan Nabi.

Museum ini memiliki empat ruang utama. Salah satu aula berisi koleksi lukisan dan gambar langka Madinah serta koleksi unik dari sejarah Islam. Letaknya tidak terlalu jauh dari kawasan di Knowledge Economic City.

“Museum melakukan penelitian khusus dalam hal warisan arsitektur Madinah. Ini berisi perpustakaan buku, penelitian dan majalah yang relevan, yang semuanya dapat diakses oleh para peneliti," ujar dia.

Menurutnya, pihak museum telah menerbitkan lebih dari 44 buku dan publikasi tentang arsitektur Madinah. Ada sekitar 2.000 artefak di ruang pameran museum Ini termasuk barang antik, model yang sangat akurat, kerajinan tangan, manuskrip, dokumen, korespondensi, publikasi lama, prangko, foto dan karya seni.  

Salah satu koleksi tersebut berupa peralatan perang berupa busur panah milik Saad Ibn Abi Waqas yang merupakan sahabat Rasulullah. Dalam sejarahnya, Saad Ibn Abi Waqas merupakan pemanah ulung. 

Dia selalu menyertai Rasulullah di setiap medan pertempuran. Salah satunya saat di Perang Uhud. Saad merupakan orang pertama yang melesatkan anak panah di medan perang.

Dia masuk Islam pada usia 17 tahun dan termasuk generasi awal yang masuk Islam setelah Abu Bakar Asshidiq, Ali Bin Abi Thalib dan Zaid Bin Haritshah. 

Bukan hanya busur panah,  museum itu juga menyimpan dua buah pedang dan perisai era Kerajaan Ottoman, Turki termasuk juga sejumlah senapan laras panjang dengan berbagai bentuk. 

Hal menarik lainnya adalah, di museum tersebut terdapat jalur kereta api Hejaz yang menghubungkan antara Madinah dengan Damaskus di era Kerajaan Ottoman. 

Sayangnya, saat penulis yang tergabung dalam Media Center Haji (MCH) 2023 ingin mengunjungi stasiun kereta api trsebut sudah ditutup sehingga tidak bisa melihat dari dekat jalur kereta tersebut. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement