REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Selain pada orang dewasa, asma juga dialami oleh anak. Asma ini bisa mengganggu aktivitas anak termasuk dalam kegiatan belajar mengajar. Dalam situasi ini, orang tua pasti akan bertanya apakah asma bisa disembuhkan sehingga tidak lagi mengganggu kesehatan anak saat dewasa nanti?
Dokter Spesialis Anak RSIA Grand Family dan RSIA Family, dr Irene Melinda Louis SpA, menjelaskan setelah anak mendapatkan diagnosis pasti, dokter kemudian dapat memulai merencanakan penanganan tepat untuk menangani asma pada anak.
"Perlu dilakukan penanganan jangka panjang asma pada anak untuk mengendalikan asma dan mengurangi risiko serangan, penyempitan saluran respiratori yang menetap dan efek samping pengobatan, sehingga menjamin tercapainya potensi tumbuh kembang anak secara optimal," ujarnya dalam siaran pers yang diterima Republika, Kamis (13/7/2023).
Secara lebih terperinci, tujuan yang ingin dicapai adalah aktivitas pasien berjalan normal, termasuk bermain dan berolahraga. Selain itu, gejala tidak timbul pada siang maupun malam hari.
Tujuan lainnya adalah kebutuhan obat seminimal mungkin dan tidak ada serangan. Tak hanya itu, efek samping obat dapat dicegah untuk tidak atau sesedikit mungkin terjadi, terutama yang mempengaruhi tumbuh kembang anak.
Penanganan jangka panjang
Penanganan jangka panjang pada asma anak dibagi menjadi dua, tata laksana nonmedikamentosa (penanganan non obat) dan tata laksana medikamentosa (pengobatan dengan pemberian obat pada pasien).
Dalam pengobatan dengan pemberian obat pada pasien, obat asma dapat dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu obat pereda (reliever) dan obat pengendali (controller). Obat pereda disebut juga sebagai obat pelega atau obat serangan. Obat ini digunakan untuk meredakan serangan atau gejala asma bila sedang timbul. "Bila serangan sudah teratasi dan gejala tidak ada lagi, maka pemakaian obat ini dihentikan," ujarnya.
Obat pengendali digunakan untuk mencegah serangan asma. Obat ini untuk mengatasi masalah dasar asma yaitu inflamasi respiratori kronik, sehingga tidak timbul serangan atau gejala asma. Obat ini digunakan secara terus menerus dalam jangka waktu yang relatif lama, bergantung pada kekerapan gejala asma dan respons terhadap pengobatan atau penanggulangan.
Sedangkan, penghindaran pencetus asma merupakan bagian dari penanganan non-obat pada asma anak selain tata laksana KIE, yaitu komunikasi, informasi, dan edukasi, baik pada pasien maupun keluarganya.
Serangan asma bisa terjadi akibat dua faktor, yaitu kegagalan dalam farmakoterapi jangka panjang dan kegagalan menghindari faktor pencetus, ketika faktor pencetus ini bisa menyebabkan keadaan yang tidak ada gejala menjadi bergejala atau yang gejalanya ringan menjadi berat. Kunjungi dokter spesialis anak untuk membantu orang tua dalam mendiagnosis dan pengobatan.