Kamis 13 Jul 2023 18:21 WIB

Ahli dan Psikolog Sebut Kebocoran Tes Jadi Tantangan Psikologi di Indonesia

Pengelolaan talenta menjadi salah satu upaya organisasi untuk mengelola karyawan.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Agus Yulianto
Webinar Responsible Assessment Practices for Talent Management: Membangun Asesmen Berkualitas untuk Peningkatan Manajemen Talenta di Indonesia.
Foto: dok. Republika
Webinar Responsible Assessment Practices for Talent Management: Membangun Asesmen Berkualitas untuk Peningkatan Manajemen Talenta di Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Para ahli dan praktisi psikologi menekankan pentingnya asesmen berkualitas pada bidang psikometri. Hal ini dilakukan sebagai upaya mendorong peningkatan manajemen talenta di Indonesia. 

Hal itu terungkap dalam webinar yang digelar Faxtor Indonesia Test Publisher belum lama ini. Webinar tersebut, mengangkat tema  #ResponsibleAssessment Practices for Talent Management: Membangun Asesmen Berkualitas untuk Peningkatan Manajemen Talenta di Indonesia. 

Webinar ini menghadirkan narasumber internasional yang berpengalaman di bidangnya. Dua pakar menjadi keynote speaker yaitu perwakilan Ananta Yudiarso dan Rainer Kurz mewakili International Test Commssion (ITC).

Menurut Asosiasi Psikometrika Indonesia (Apsimetri) Ananta Yudiarso, pandangan terkait perkembangan, tantangan, dan fenomena terkait tes psikologi di Indonesia salah satunya terkait kebocoran tes. Ananta mengajak, masyarakat psikologi untuk membangun iklim psikometri yang lebih baik di Indonesia, 

“Pada prinsipnya mulai sekarang kalau ingin menggunakan alat tes, cek seperti copyright-nya, psikometrika propertinya, dan normanya seperti apa,” ujar Ananta, Kamis (13/7/2023).

Sementara menurut Deputy Director Assessment Service Prasmuleli Teuku Zilmahram, pengelolaan talenta menjadi salah satu upaya organisasi untuk mengelola karyawan-karyawan terbaiknya agar dapat berkontribusi dengan baik untuk organisasi.

Asesmen dalam pengelolaan talenta, kata dia, memiliki peran untuk mendapatkan gambaran terkait kesesuaian kompetensi dan potensi individu terhadap suatu posisi pekerjaan. 

“Assess to develop. Bagi perusahaan tidak hanya melakukan asesmen untuk penempatan tetapi setelahnya juga perlu untuk melakukan pengembangan pada talentanya,” katanya. 

Ketua Asosiasi Psikologi Industri dan Organisasi Sumaryono, memberikan pandangan seputar peran praktisi dalam pelaksanaan manajemen talenta. Dia menekankan bahwa sebelum melakukan proses asesmen, para praktisi juga perlu untuk mengetahui proses bisnis dari suatu organisasi. 

"Karena hal ini berkaitan pada saat menentukan dimensi yang akan diukur dan tools yang akan digunakan," katanya. 

Secara komprehensif, webinar ini juga menghadirkan Ide Bagus Siaputra sebagai psychometrician dan Wakil Dekan 2 Fakultas Psikologi Universitas Surabaya. Dia menyampaikan pentingnya mengkritisi suatu alat asesmen. 

Menurutnya, pengukuran psikologis menjadi penting sebagai data untuk melakukan diagnosis ataupun intervensi. Oleh karena itu, diperlukan alat pengukuran psikologis yang memiliki kualitas atau validitas agar hasilnya dapat dipertanggungjawabkan untuk tujuan yang telah direncanakan.

Pada kesempatan tersebut, Faxtor juga resmi meluncurkan empat alat ukur terbaru karya peneliti Indonesia, yaitu Occupational Personality Traits Inventory, Indonesia Critical Thinking Skills Test, Mini Stress Symptoms Questionnaire, dan Mini Stress Determinanat Questionnaire. 

Alat tersebut diharapkan dapat dimanfaatkan oleh para praktisi psikologi di Indonesia, khususnya di bidang manajemen talenta. 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement