REPUBLIKA.CO.ID, GARUT — Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Garut, Jawa Barat, melakukan evaluasi kinerja pengelolaan sampah selama setahun terakhir. Hasilnya, kinerja pengelolaan sampah yang dilakukan DLH belum sesuai target dalam rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD).
Kepala DLH Kabupaten Garut Jujun Juansyah mengatakan, berdasarkan hasil evaluasi, terdapat peningkatan kinerja pengelolaan sampah sekitar 1,5 persen dibandingkan pada 2022. Namun, angka itu disebut masih jauh dari target RPJMD.
“Dalam target RPJMD, kinerja harusnya 45 persen pengelolaan sampah. Sementara hasil kajian itu baru sekitar 31,5 persen. Artinya masih ada gap,” kata Jujun, melalui siaran pers, Kamis (13/7/2023).
Jujun menjelaskan, kinerja pengelolaan sampah sekitar 31,5 persen itu terdiri dari dua hal, yaitu pengurangan sampah sekitar 11 persen dan sisanya adalah penanganan sampah. Melihat kinerja itu, ia menilai, masih diperlukan intervensi pengelolaan sampah.
Menurut Jujun, salah satu strategi yang akan dilakukan dalam meningkatkan kinerja penanganan sampah adalah meningkatkan pelayanan. Dengan semakin banyaknya layanan pengangkutan sampah, wilayah yang terlayani otomatis bertambah luas, sehingga sampah bisa diangkut ke tempat pembuangan akhir (TPA).
“Untuk penanganan sampah, prosesnya itu kumpul-angkut-buang. Itu baru terlayani di sekitar 13 kecamatan karena sumber daya dan sarana prasarana masih terbatas,” kata Jujun.
Sejauh ini dilaporkan ada 38 unit kendaraan pengangkut sampah. Berdasarkan data terakhir, volume sampah yang diangkut ke TPA Pasir Bajing di Kecamatan Banyuresmi, Kabupaten Garut, mencapai sekitar 230 ton sampah per harinya.
Pengolahan sampah
Jujun mengatakan, kapasitas TPA terbatas. Karenanya, penanganan sampah dengan pengangkutan ke TPA bukan merupakan solusi terbaik.