Kamis 13 Jul 2023 19:44 WIB

Tak Mau Alami Stres Keuangan? Coba Jauhi Utang Konsumtif

Masyarakat saat ini kian mudah untuk mendapatkan akses pinjaman.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Ahmad Fikri Noor
Ilustrasi transaksi kartu kredit.
Foto: Unsplash
Ilustrasi transaksi kartu kredit.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Masyarakat saat ini kian mudah untuk mendapatkan akses pinjaman dari perbankan melalui kartu kredit bahkan hingga pinjaman online (pinjol). Kemudahan tersebut sayangnya kerap digunakan justru untuk kebutuhan konsumtif.

Pada akhirnya, tak jarang seseorang kerap terjerat utang untuk memenuhi perilaku konsumtifnya. Lebih parahnya lagi, ada sebagian orang yang memiliki perilaku konsumtif namun tidak mempunyai perencanaan keuangan yang tepat.

Baca Juga

Perilaku konsumtif tanpa memiliki perencanaan keuangan yang tepat ini berpotensi dibayangi sejumlah dampak negatif. Salah satu yang dapat dialami yaitu stres keuangan.

Perencana keuangan Rista Zwestika mengungkapkan stres keuangan merupakan masalah keuangan yang timbul akibat perilaku konsumtif tanpa perencanaan. "Ini dapat menyebabkan tingkat stres yang tinggi," kata Rista kepada Republika, Kamis (13/7/2023).

Dia menuturkan, ada beragam hal yang dihadapi yang mengakibatkan seseorang mengalami stres keuangan. Mulai dari ketidakpastian tentang membayar tagihan, utang menumpuk, hingga kesulitan dalam mencapai tujuan keuangan.

"Itu semua dapat memberikan tekanan emosional yang signifikan dan mempengaruhi kesejahteraan mental seseorang," ucap Rista.

Tanpa perencanaan keuangan yang tepat, Rista menilai seseorang mungkin kesulitan mencapai tujuan keuangan jangka panjang seperti memiliki rumah sendiri, berinvestasi, atau pensiun dengan nyaman. Dia mengungkapkan, perilaku konsumtif yang tidak terkendali dapat menghambat kemampuan seseorang untuk mengalokasikan dana dengan bijak dan membangun kekayaan seiring waktu.

 

Menabung Teratur

Untuk menghindari dampak negatif perilaku konsumtif tanpa perencanaan keuangan, menabung secara teratur dapat menjadi salah satu solusi. Perencana keuangan Rista Zwestika mengungkapkan sangat penting bagi seseorang untuk mengembangkan kebiasaan perencanaan keuangan yang disiplin.

"Membuat anggaran, menabung secara teratur, mengelola utang dengan bijak, dan  dimulai dengan utamakan tujuan keuangan jangka panjang menjadi sangat penting," kata Rista.

Rista menuturkan, menabung memiliki banyak manfaat yang signifikan untuk masa depan seseorang. Dia menjelaskan, menabung dapat membantu seseorang mencapai tujuan keuangan jangka pendek dan jangka panjang seperti membeli rumah, mobil, atau liburan impian.

"Tabungan yang konsisten memungkinkan seseorang untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut tanpa harus mengandalkan utang," ucap Rista.

Pada akhirnya, menabung dapat mengurangi stres dan kecemasan terkait keuangan. Dengan memiliki tabungan yang memadai, Rista menilai, seseorang merasa lebih aman dan siap menghadapi tantangan finansial tanpa harus merasa terbebani oleh tagihan dan utang.

 

Tabungan aman

Masyarakat juga tidak perlu khawatir untuk menyimpan tabungannya di bank. Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) menjamin simpanan pada seluruh bank konvensional dan bank syariah yang beroperasi di wilayah Republik Indonesia, baik bank umum, bank pembangunan daerah dan bank milik Pemerintah, maupun Bank Perkreditan Rakyat (BPR) yang telah terdaftar dan berizin di Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Meskipun dijamin LPS, masyarakat tetap wajib waspada, khususnya terhadap pihak yang tidak bertanggung jawab dengan modus social engineering. "Pertahanan kita dari modus ini beberapa tipsnya ialah siapa pun yang meminta PIN kita apapun itu alasannya jangan pernah diberikan," kata Direktur Group Riset LPS Herman Saherudin.

Keamanan kartu debit atau kartu kredit juga harus terus dijaga. Herman menegaskan jangan pernah memberikan tiga nomor di belakang kartu debit dan kredit yaitu CVV atau Card Verification Value.

Jika terjadi masalah di bank seperti akun milik nasabah maka pihak bank tidak akan meminta informasi tersebut. Herman menilai akan lebih aman jika nasabah yang mendatangi langsung ke bank bersangkutan untuk mengkonfirmasi.

“Intinya bank itu tidak akan menutup akun kita tanpa persetujuan kita atau bisa juga kita menelepon call center bank yang resmi. Nasabah jangan percaya begitu saja jika ada yang menghubungi lewat telepon atau platform komunikasi lainnya," ungkap Herman.

Ketua Dewan Komisioner LPS Purbaya Yudhi Sadewa mengungkapkan jumlah rekening nasabah bank umum yang dijamin seluruh simpanannya oleh LPS per Maret 2023 adalah sebanyak 99,93 persen dari total rekening. "Ini setara 510.872.846 rekening," ujar Purbaya.

Masyarakat harus semakin sadar untuk menabung demi pengelolaan keuangan yang baik. Lalu LPS juga memastikan jaminan yang ada di bank serta kesadaran menjaga keamanan tabungan juga menjadi upaya bersama.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement