Kamis 13 Jul 2023 20:38 WIB

Kabar Buruk Sehari Setelah Hari Koperasi, 128 Koperasi di Sukabumi tak Aktif

Koperasi harus adaptif dengan teknologi agar berkembang.

Rep: Riga Nurul Iman/ Red: Erdy Nasrul
ilustrasi koperasi.
Foto: Republika/Yasin Habibi
ilustrasi koperasi.

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI--Sebanyak 128 unit koperasi dari 353 unit koperasi di Kota Sukabumi dinyatakan tidak aktif. Sebab mereka terkendala dalam manjemen pengelolaan terutama keuangan.

Sementara yang rutin menggelat rapat anggota tahunan (RAT) dari 353 unit itu hanya sebanyak 225 unit. '' Dari data yang ada sebanyak 225 koperasi aktif dari 353 koperasi dan 128 koperasi yang tak aktif,'' ujar Kepala Bidang Koperasi dan Usaha Mikro Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Perindustrian, dan Perdagangan (Diskumindag) Kota Sukabumi Agus Mulyana, Kamis (13/7/2023).

Baca Juga

Kendala yang dialami koperasi terang Agus mulai dari pengelolaan sumber daya manusia dan sumber daya keuangan. Selain itu kesulitan mendapatkan modal awal dan tidak memiliki pengelolaan efisien dan transparan.

Berikutnya lanjut Agus, kurangnya pemahaman praktek manajemen modern koperasi dan rendahnya keanggotaan koperasi dan persaingan bisnis dengan perusahaan komersil.

Sehingga kata Agus, perlu adanya inovasi agar koperasi berdaya saing. Pemerintah juga mendorong pembinaan dan pelatihan untuk koperasi khususnya yanh berkaitan dengan pengeloaan atau literasi keuangan.

Intinya terang Agus, pemda berupaya agar koperasi yang aktif meningkat. Intinya tidak perlu menambah jumlah koperasi melainkan yang ada diaktifkan kembali.

Caranya tutur Agus, anggota koperasi harus merasa memiliki koperasi dengan membeli kebutuhan disana, karena keuntungan di koperasi akan kembali ke anggota. Para anggota koperasi yang ada agar paham betul soal hak dan kewajiban anggota koperasi.

Ke depan koperasi juga lanjut Agus, bekerjasama dengan dunia usaha yang lebih besar. Misalnya dengan pasar modern dalam pemasaran produk.

Sebelumnya Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi mengatakan, pelatihan manajemen koperasi harus rutin dilakukan. Hal ini penting dalam mendorong anggota aktif menjadikan koperasi sehat.

Menurut Fahmi, fenomena koperasi di Indonesia anggotanya didominasi warga usia diatas 30 tahun. Salah satu dinamika koperasi seharusnya bagaimana koperasi digemari kalangan milenial.

Koperasi juga lanjut Fahmi adaptif dengan perkembangan teknologi agar berkembang. Apalagi, koperasi merupakan soko guru perekonomian karena mampu tegak berdiri di uji dengan dengan dinamika.

Para anggota koperasi kata Fahmi, diharapkan memahami agar betul betul koperasi menjadi sehat dan aktif. Ketika sehat dan aktif maka yang sejahtera anggotanya.

Koperasi ungkap Fahmi bisa menciptakan lapangan kerja. Sebab ketika semkin besar, maka mampu memberdayakan tenaga di sekitarnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement