REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Delle Alli mengungkapkan kisah pilu belakangan ini lantaran menjalani rehabilitasi kecanduan pil tidur. Ia kesulitan mengatasi trauma pelecehan seksual yang diterimanya saat masih kecil.
Gelandang Everton itu sempat menjadi salah satu talenta muda terbaik di sepak bola Inggris. Namun ia mengatakan kepada Gary Neville melalui podcast "The Overlap" bahwa ia juga sempat mengonsumsi obat-obatan terlarang saat masih berusia delapan tahun, sebelum hidupnya berubah setelah diadopsi keluarga baru ketika berusia 12 tahun.
Nama Alli menjadi populer setelah ia banyak dipercaya oleh pelatih Tottenham Hotspur saat itu, Mauricio Pochettino. Ia juga merupakan salah satu pemain kunci yang membawa tim nasional (timnas) Inggris mencapai semifinal Piala Dunia 2018.
Pada beberapa tahun terakhir, karier Alli di lapangan hijau merosot drastis. Ia tidak lagi menjadi pilihan utama di Spurs, sebelum kemudian kesulitan mendapat kesempatan bermain di Everton atau saat dipinjamkan ke klub Turki Besiktas pada musim lalu.
Namun Alli menjelaskan bahwa kesulitan yang dialaminya sekarang berakar dari serangkaian trauma masa kecil yang berusaha keras ia lupakan.
"Pada usia enam tahun saya dilecehkan oleh ibu teman saya yang sering berada di rumah. Ibu saya juga merupakan pecandu alkohol," kata Alli seperti dikutip dari AFP, Kamis (13/7/2023).
Kemudian, Alli dikirim ke Afrika ke kediaman ayahnya untuk belajar disiplin dan kemudian dipulangkan kembali.
"Pada usia tujuh tahun, saya mulai merokok, pada usia delapan tahun saya berurusan dengan obat-obatan," kenang Alli. "Pada usia delapan tahun saya digantung di jembatan oleh seseorang dari bangunan lain, seorang pria. Pada usia 12 tahun saya diadopsi... Saya diadopsi oleh keluarga yang luar biasa. Saya tidak dapat meminta orang yang lebih baik lagi. Jika Tuhan menciptakan manusia, itulah mereka."