Sabtu 15 Jul 2023 01:43 WIB

Hati-hati, Penjahat Siber Targetkan Pengguna Threads

Ada taktik penipuan yang digunakan penipu untuk mengeksploitasi pengguna Threads.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Natalia Endah Hapsari
Pengguna mengakses halaman login aplikasi media sosial Threads.  Beberapa taktik penipuan yang digunakan penipu untuk mengeksploitasi pengguna Threads./ilustrasi
Foto: EPA-EFE/CRISTOBAL HERRERA-ULASHK
Pengguna mengakses halaman login aplikasi media sosial Threads. Beberapa taktik penipuan yang digunakan penipu untuk mengeksploitasi pengguna Threads./ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA---Threads, aplikasi microblogging terbaru dari Meta, ternyata sudah menjadi target para penipu di dunia maya.

Pakar Kaspersky menemukan beberapa taktik penipuan yang digunakan penipu untuk mengeksploitasi pengguna Threads.

Baca Juga

"Penipu telah menguasai seni pemanfaatan topik yang sedang tren. Dari skema penipuan hingga taktik pengumpulan data, para penipu ini berusaha keras untuk membahayakan keamanan pribadi dan finansial Anda," kata pakar keamanan Kaspersky Olga Svistunova melalui keterangan resminya.

Penjahat siber rupanya telah mengembangkan halaman phishing yang meniru Threads versi web. Padahal, Threads versi web masih belum tersedia.

Penipu berupaya mengelabui pengguna untuk memasukkan kredensial login untuk mendapatkan informasi pribadi. Karena Threads ditautkan ke layanan Meta lainnya, pengguna juga dapat menghadapi risiko kehilangan akses ke berbagai akun media sosial, seperti Instagram dan Facebook.

Kemudian jika akun media sosial tersebut digunakan untuk berbisnis, maka penipuan semacam ini tentu berpotensi merugikan finansial karena bisnis dapat jatuh ke tangan yang salah. Selain itu, penipu juga bisa mendapatkan informasi perbankan yang digunakan untuk bisnis.

Penipuan lain juga melibatkan layanan fiktif yang disebut Threads Coin, yang menggoda pengguna untuk membeli koin ini menggunakan Ethereum. Namun, penting untuk dicatat bahwa satu-satunya hasil yang didapatkan pengguna adalah kerugian finansial.

Skema lain memberi pengguna kesempatan untuk menghasilkan pengikut secara gratis di jejaring sosial baru. Mereka dapat memilih 10.000, 25.000, hingga 50.000 pengikut.

Setelah opsi yang diinginkan dipilih, pengguna diminta untuk menjalani proses verifikasi manusia, yang termasuk mengirimkan SMS dan berpotensi memenangkan hadiah khusus. Namun, untuk mengklaim hadiah, pengguna diharuskan melakukan pembayaran. Pengguna pun akhirnya kehilangan uang dan tidak pernah menerima hadiah yang dijanjikan.

Selain itu, skema tersebut mendorong pengguna untuk berbagi informasi tersebut melalui SMS, yang tanpa disadari menjadi alat untuk menyebarkan penipuan.

Untuk melindungi diri penipuan tersebut, Olga mengatakan pentingnya mengadopsi pola pikir skeptis dan meneliti aktivitas yang mencurigakan, serta memprioritaskan langkah-langkah keamanan di dunia maya. ''Dengan tetap berhati-hati di tengah daya pikat topik trendi, kita dapat memperkuat pertahanan diri dan menavigasi lanskap digital dengan percaya diri," ujar Olga.

Adapun beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk melindungi diri saat menjelajahi teknologi baru, antara lain berhati-hatilah saat mengunduh perangkat lunak terutama jika dari situs web pihak ketiga.

Kemudian, pastikan situs web tempat Anda mengunduh perangkat lunak adalah situs web yang sah, Cari ikon gembok di bilah alamat dan pastikan URL situs web diawali dengan "https://".

Selanjutnya, gunakan kata sandi yang kuat dan unik. Gunakan Kaspersky Password Manager untuk mempermudah penggunaan kata sandi yang aman.

Berhati-hatilah terhadap tautan atau email mencurigakan dari sumber yang tidak dikenal, serta gunakan solusi keamanan yang andal seperti Kaspersky Premium yang dibekali kecerdasan terbaru untuk membantu mendeteksi dan menghapus malware apapun yang mungkin ada di komputer Anda.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement