Jumat 14 Jul 2023 12:12 WIB

Menlu Retno: Indo-Pasifik tak Boleh Jadi Medan Pertempuran

Indo-Pasifik harus tetap menjadi kawasan stabil.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nidia Zuraya
(kiri ke kanan) Menlu Filipina Enrique Manalo, Menlu Singapura Vivian Balakrishnan, SOM Leader Thailand Sarun Charoensuwan, Menlu Vietnam Bui Thanh Son, Menlu Jepang Hayashi Yoshimasa, Menlu Korea Selatan Park Jin, Menlu Retno Marsudi, Diplomat Senior China Wang Yi, Menlu Laos Saleumxay Kommasith, Menlu Brunei Darussalam Erywan Pehin Yusof,  Menlu Kamboja Prak Sokhonn, Menlu Malaysia Zambry Abdul Kadir, Menlu Timor Leste Bendito dos Santos Freitas, dan Sekjen ASEAN Kao Kim Hourn berfoto bersama dalam Pertemuan Ke-24 Menteri Luar Negeri ASEAN Plus Tiga (APT FMM) di Jakarta, Kamis (13/7/2023). ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/nz
Foto: ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
(kiri ke kanan) Menlu Filipina Enrique Manalo, Menlu Singapura Vivian Balakrishnan, SOM Leader Thailand Sarun Charoensuwan, Menlu Vietnam Bui Thanh Son, Menlu Jepang Hayashi Yoshimasa, Menlu Korea Selatan Park Jin, Menlu Retno Marsudi, Diplomat Senior China Wang Yi, Menlu Laos Saleumxay Kommasith, Menlu Brunei Darussalam Erywan Pehin Yusof, Menlu Kamboja Prak Sokhonn, Menlu Malaysia Zambry Abdul Kadir, Menlu Timor Leste Bendito dos Santos Freitas, dan Sekjen ASEAN Kao Kim Hourn berfoto bersama dalam Pertemuan Ke-24 Menteri Luar Negeri ASEAN Plus Tiga (APT FMM) di Jakarta, Kamis (13/7/2023). ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/nz

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi kembali mengingatkan bahwa kawasan Indo-Pasifik tidak boleh dijadikan medan pertempuran. Indo-Pasifik diharapkan menjadi kontributor yang memproyeksikan paradigma kolaborasi ke kawasan lain.

“Ada yang mengatakan Indo-Pasifik sedang mengalami gejala ‘Perang Dingin di Tempat Panas (Cold War in the Hot Places). Indo-Pasifik tidak boleh menjadi medan pertempuran lainnya,” kata Retno saat membuka East Asia Summit (EAS) Foreign Ministers Meeting ke-13 di Hotel Shangri-la, Jakarta, Jumat (14/7/2023).

Baca Juga

Dia menambahkan, Indo-Pasifik harus tetap menjadi kawasan stabil. “Indo-Pasifik tidak hanya harus menjadi kontributor bersih untuk pertumbuhan, tetapi juga menjadi kontributor bersih untuk perdamaian yang memproyeksikan paradigma kolaborasi kita ke kawasan lain,” ujarnya.

Retno mengatakan, semua negara yang tergabung dalam EAS memiliki perbedaan. “Tapi, terserah kita untuk menggunakan perbedaan ini sebagai kekuatan pemisah atau mengubahnya menjadi kekuatan yang memperkaya upaya kolektif kita. Bapak bangsa kami membayangkan konsep ‘kesatuan dalam keragaman’, sebuah gagasan bahwa dari perbedaan kita dapat menciptakan keharmonisan dan menetapkan agenda bersama,” kata Menlu.

Selain para menlu ASEAN, EAS ke-13 juga dihadiri sejumlah menlu mitra ASEAN, termasuk Menlu Amerika Serikat (AS) Antony Blinken, Menlu Rusia Sergey Lavrov, Direktur Komisi Urusan Luar Negeri Komite Sentral Partai Komunis Cina Wang Yi, Menlu Jepang Hayashi Yoshimasa, Menlu Australia Penny Wong, dan lainnya.

Sebelum EAS ke-13 dimulai, Presiden Joko Widodo (Jokowi) sempat bertemu para menlu ASEAN dan menlu-menlu mitra ASEAN. Saat berpidato di hadapan mereka, Jokowi mengungkapkan, dia percaya kehadiran para menlu dalam rangkaian acara ASEAN Foreign Ministers Meeting bertujuan mengupayakan penyelesaian masalah-masalah di kawasan dan dunia.

Presiden pun sempat mengutip pepatah Jawa dalam pidatonya. “Ada sebuah pepatah di Indonesia, yaitu menang tanpa ngasorake. Yang artinya, kita dapat menjadi pemenang tanpa merendahkan yang lain. Tanpa mengalahkan yang lain. Untuk itu, kita mengajak semuanya mari kita menjadi pemenang yang terhormat. Menang tanpo ngasorake,” ujar Jokowi.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement