Jumat 14 Jul 2023 17:44 WIB

Inkoppas, Sinolib, dan Caesiumlab, Berkomitmen Wujudkan Ketahanan Pangan dan Energi

Koperasi terdepan merealisasikan ketahanan pangan dan energi.

Ilustrasi kerja sama Inkoppas, Sinolib, dan Caesiumlab.
Foto: dok web
Ilustrasi kerja sama Inkoppas, Sinolib, dan Caesiumlab.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Koperasi menjadi unit ekonomi strategis untuk mewujudkan ketahanan pangan dan energi. Mereka membangun dan mengembangkan sumber daya yang masuk ke berbagai wilayah untuk mengelola kedua hal tersebut.

Upaya mewujudkan dan memaksimalkan hal tersebut dilakukan oleh Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin), Induk Koperasi Pedagang Pasar (Inkoppas), Sinolib dan Caesiumlab. Mereka menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) atau Nota Kesepakatan kerjasama untuk pengembangan perkebunan terpadu di Indonesia.

Baca Juga

Penandatanganan MoU dilakukan pada puncak peringatan Hari Koperasi Indonesia, di Jakarta, pada Rabu, 12 Juli 2023, disaksikan Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki. Ditandatangani oleh Ketua Umum Dekopin Dr. Sri Untari Bisowano, Ketua Umum Induk Koperasi Pedagang Pasar (Inkoppas) Yudianto Tri,  Managing Director SINOLIB Michael Soh, dan Dr. Manivanan (Managing Director CAESIUM LAB)

“Kerjasama ini akan mengembangkan pertanian dengan komoditas utama sorgum, tebu, singkong dan potensi tanaman unggulan lain, menyesuaikan dengan kondisi tanah dan cuaca di daerah setempat,” ujar Ketua Umum Inkoppas, Yudianto Tri, kepada wartawan, saat konfrensi pers di Jakarta, Jumat (14/7/2023).

Hadir dalam acara ini Presiden Direktur SINOLIB Miao Xin dan Managing Director Caesium Lab Dr. Manivanan serta Ketua Koperasi Dompu Agricultur Indonesia (DAI) Arifin.

Untuk produksi energi terbarukan, jelas Yudianto, pihaknya akan memproduksi bio etanol dan bio metanol. Untuk menghasilkan kedua energi terbarukan tersebut, juga akan disiapkan pembangunan pabriknya.

Pembangunan pabrik bio etanol dan bio metanol terintegrasi dengan peternakan untuk memanfaatkan limbah kebun dan produksi sebaga pakan ternak. Pabrik terintegrasi ini siap diimplementasikan pada lahan seluas minimum 50 ribu hektare untuk efektifitas dan efisiensi integrasi. Pabrik ini bisa dibangun di Pulau Jawa dan luar Pulau Jawa.

“Komitmen bantuan finansial dan teknologi sudah kita dapatkan dari investor China dan Singapura. Ini yang terpenting (komitmen) dan kita akan bersinergi dengan stake holder terkait dan pemerintah (pusat dan daerah),” ucap Yudianto.

Sementara Presiden Direktur SINOLIB Miao Xin menyampaikan, untuk research and development (R&D) dibantu oleh Chinese Academy of Agricultural sciences.  Sinolab menyediakan dukungan pendanaan kerjasama, teknologi terkini dan pemasaran terintegrasi. 

“Kami melihat masih banyak lahan-lahan yang terbengkalai, belum dioptimalkan menjadi sesuatu yang produktif. Untuk itu kami menyambut baik kerjasama ini, dan berharap bisa segera direalisasikan,” ujar Mrs Miao Xin.

Untuk Caesiumlab, Dr Marivanan menjelaskan bahwa pihaknya akan memberikan dukungan solusi fintech, aplikasi terdesentralisasi dan ekonomi digital terintegrasi.

Ditambahkan Yudianto bahwa tujuan dari kerjasama ini ialah untuk mengelola lahan perkebunan secara optimal dan memberikan hasil ekonomi secara maksimal. Khususnya kepada seluruh pemangku kepentingan, baik kepada koperasi, anggota koperasi, petani, UKM dan yang lainnya.

“Ini murni kerjasama bisnis to bisnis, kami butuh dukungan pemerintah saja agar program ini berjalan. Pemerintah tidak perlu mengeluarkan biaya,” ujar Yudianto.

Kerjasama dengan Koperasi DAI

Untuk merealisasikan progam dalam MoU di atas, Inkoppas menggandeng Koperasi DAI, di NTB. Sebab Koperasi DAI yang sudah menyatakan kesanggupannya menyediakan lahan 50 ribu hektare. Ditargetkan akhir tahun ini sudah bisa dimulai penanaman oleh petani-petani di Kabupaten Dompu, NTB.

“Kami melihat kerjasama ini peluang meningkatkan kesejahteraan petani di Dompu, khususnya yang bergabung di Koperasi DAI. Karena dalam pembicaraan awal ada kepastian harga dan jualnya,” ujar Arifin.

Untuk lahan 50 ribu hektar, jelas Arifin, memang tidak terkumpul dalam satu lahan tapi terpisah-pisah dalam satu kawasan. Untuk lahan tidak menjadi masalah. Satu syarat lagi soal pelabuhan, Kabupaten Dompu juga memenuhi syarat untuk pelaksanaan program ini.

“Kami menjadi demplot (percontohan) dan semua pihak di Dompu siap melaksanakan menyukseskan kerjasama ini,” ujar Arifin.

Ketua Umum Inkoppas Yudianto menyatakan selama ini kerjasama dengan petani, misalnya, jagung,  saat harga jagung turun petani ikut merasakannya. Sementara, pakan ternak dari bahan baku jagung harganya naik. “Inikan tidak fair, nanti mekanismenya hasil panen kita beli dengan harga yang ekonomis.  Karena nanti ada pabrik pengolahannya,” tandas Yudianto.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement