Jumat 14 Jul 2023 20:22 WIB

OJK Dorong Pembiayaan UMKM Melalui Securities Crowdfunding

OJK mendukung pengembangan UMKM melalui securities crowdfunding.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Ahmad Fikri Noor
Anggota Dewan Komisioner OJK Inarno Djajadi (tengah).
Foto: ANTARA/Aditya Pradana Putra
Anggota Dewan Komisioner OJK Inarno Djajadi (tengah).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memastikan terus mendukung pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Khususnya, melalui percepatan dan perluasan akses ke sektor pasar modal dengan memanfaatkan produk Securities Crowdfunding (SCF).

“Produk SCF ini diharapkan bisa semakin mendorong pengembangan UMKM khususnya di Bali agar dapat bersaing secara nasional bahkan sampai ke kancah internasional,” kata Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi dalam pernyataan tertulisnya, Jumat (14/7/2023).

Baca Juga

Dia menjelaskan, SCF tersebut menjadi solusi alternatif yang tepat bagi para pelaku UMKM yang membutuhkan permodalan. Terutama UMKM yang belum bankable karena memberikan akses yang mudah dan dapat dijangkau oleh seluruh pelaku usaha di pelosok negeri dengan memanfaatkan platform digital.

Khusus di wilayah Bali, Inarno mengatakan terdapat sebelas pelaku UMKM yang menerbitkan SCF melalui lima penyelenggara. Selain itu jumlah investor sebanyak 5.025 pemodal dengan dana yang dihimpun sebesar Rp 24,03 miliar.

Gubernur Bali Wayan Koster menyambut baik upaya OJK dalam memberikan kemudahan kepada para UMKM di Provinsi Bali. Khususnya untuk mengakses permodalan melalui pasar modal dengan skema SCF.

“Pelaku UMKM tidak hanya membutuhkan edukasi dan pelatihan dalam mengembangkan usahanya, tetapi juga kemudahan akses terhadap permodalan,” ujar Koster.

Koster mengharapkan kolaborasi dan sinergi dari Pemprov Bali, OJK, dan seluruh pemangku kepentingan terus dilaksanakan. Hal itu untuk meningkatkan perekonomian daerah, khususnya melalui UMKM.

Koster menambahkan, Bali memiliki enam sektor unggulan yaitu sektor pertanian dalam arti luas termasuk peternakan dan perkebunan dengan sistem pertanian organik, sektor kelautan dan perikanan, serta sektor industri manufaktur dan industri berbasis budaya branding Bali.

Selain itu, Pemprov Bali juga mendorong pertumbuhan sektor industri kecil menengah (IKM), usaha mikro kecil menengah (UMKM) dan koperasi, sektor ekonomi kreatif dan digital serta sektor pariwisata.

Dalam penyelenggaraan Sosialisasi dan Edukasi Pasar Modal Terpadu (SEPMT) 2023 di Bali, OJK juga menggandeng Asosiasi Layanan Urunan Dana Indonesia (ALUDI) untuk melakukan pendampingan dan business matching kepada tiga UMKM yang sudah dikurasi untuk mendapatkan pendanaan melalui SCF. OJK juga turut menghadirkan UMKM lokal yang berhasil menjadi Penerbit SCF di Bali.

Sampai 7 Juli 2023, terdapat 16 penyelenggara SCF yang telah mendapatkan izin dari OJK dengan 423 penerbit dan 156.632 pemodal. Selain itu juga dengan total dana yang dihimpun sebesar Rp 911,35 miliar.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement