Jumat 14 Jul 2023 22:18 WIB

AHY: Lawan Politik Negara Diidentikkan Sebagai Musuh Negara

Demokrat memandang segala praktik berpolitik yang menyimpang konstitusi mesti dilawan

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Teguh Firmansyah
Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) usai pidatonya yang mengangkat tema Agenda Perubahan dan Perbaikan untuk Indonesia yang Lebih Baik, di Kantor DPP Partai Demokrat, Jakarta, Jumat (14/7/2023) malam.
Foto: Republika/Nawir Arsyad Akbar
Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) usai pidatonya yang mengangkat tema Agenda Perubahan dan Perbaikan untuk Indonesia yang Lebih Baik, di Kantor DPP Partai Demokrat, Jakarta, Jumat (14/7/2023) malam.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyoroti demokrasi dan kebebasan berpendapat yang semakin mengalami kemunduran. Padahal demokrasi yang baik dan matang ditandai oleh dihormatinya pranata hukum; dijaminnya kebebasan berbicara; kemerdekaan pers; dan dilindunginya hak asasi manusia.

Namun yang terjadi saat ini, rakyat menjadi takut bicara. Lalu, kalangan elite dan golongan menengah juga enggan bicara karena khawatir bakal diserang secara membabi buta.

Baca Juga

"Lawan politik penguasa diidentikkan sebagai musuh negara, netralitas dan independensi kekuasaan negara, dipertanyakan," ujar AHY dalam pidatonya yang mengangkat tema 'Agenda Perubahan dan Perbaikan untuk Indonesia yang Lebih Baik', Jumat (14/7/2023).

"Tentu banyak yang bertanya, ketika ada niat cawe-cawe pemimpin negeri dalam Pemilu 2024 mendatang. Kalau cawe-cawe itu melibatkan instrumen kekuasaan negara dan dinilai tidak adil, jelas nasib demokrasi kita dalam bahaya," katanya menegaskan.

Partai Demokrat memandang segala praktik berpolitik yang menyimpang dari konstitusi dan etika berdemokrasi harus dicegah bersama. Ia tak ingin kemunduran demokrasi semakin dalam.

Jangan sampai terulang prahara besar seperti tahun 1965-1966 dan tahun 1998-1999. Jika perasaan terlukai, ada potensi caranya sendiri dalam memperjuangkan keadilan dan hak politiknya.

"Untuk itu, kita harus mengembalikan ruang kebebasan untuk rakyat termasuk kemerdekaan pers. Kita juga harus menjamin hak rakyat untuk berbicara dan berpartisipasi dalam kehidupan bangsa, sesuai konstitusi," ujar AHY.

"Hentikan represi negara terhadap rakyat. Tingkatkan kualitas demokrasi, berdasarkan nilai kebebasan, keadaban, dan kemanfaatan."

 

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement