REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mahasiswa Program Profesi Ners angkatan 2022-2023 Fakultas Ilmu Keperawatan (FIK) Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) menyelenggarakan Seminar Keperawatan tentang Electronic Medical Record (EMR) dengan tema “EMR: An Integrated Digital-based Nursing Documentation System” pada hari Sabtu (08/07/2023).
Kegiatan yang dilaksanakan secara daring sebagai mata kuliah akhir dari Pembelajaran Profesi Ners berjumlah 2 SKS ini bertujuan untuk mengetahui implementasi aplikasi dan efektivitas penggunaan EMR di rumah sakit pada era digital.
Electronic Medical Record (EMR) merupakan merupakan catatan daring dari data pribadi dan klinis terkait kesehatan klien atau pasien yang dihasilkan dan disimpan dalam pengaturan pemberian layanan kesehatan. EMR semakin diperlukan sebagai platform utama untuk penyimpanan dan pengambilan informasi klien. Sistem ini diaplikasikan agar rumah sakit mencapai beberapa manfaat, seperti keselamatan pasien, dokumentasi yang lebih baik, dan meningkatkan kualitas perawatan.
Acara Seminar Keperawatan ini dihadiri oleh Dekan FIK UMJ Dr. Miciko Umeda M.Biomed., dan diisi oleh beberapa narasumber seperti Ketua Divisi Ilmu Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan Kolegium Keperawatan Indonesia, Prof. Dr. Rr. Tutik Sri Haryati, S.Kp., MARS, FISQua., anggota Departemen Hukum dan Perundang-Udangan DPP PPNI, Ahmad Efendi Kasim, S.Kep., Ns., S.H., dosen Fakultas Ilmu Keperawatan UMJ, Melati Fajarini, S.kp., M.Ng., Head of Nursing Departement in National Cardiac Center Harapan Kita, Tini Sumartini, M.Kep., dan mahasiswa Profesi Ners FIK UMJ, Asri Narawangsa, S.Kep. Seminar diikuti okeh mahasiswa FIK UMJ dan juga beberapa perawat.
Dalam sambutannya Dekan FIK UMJ Dr. Miciko Umeda, M.Biomed., menyampaikan bahwa di era digital saat ini perlu adanya peningkatan pelayanan kesehatan dengan menggunakan EMR dalam cacatan kesehatan klien atau pasien.
“Di era 4.0 Society ini kita perlu mengikuti perkembangan digital pada pelayanan kesehatan. Penggunaan EMR ini diharapkan dapat menjawab tantangan digital dalam dunia kesehatan, untuk bagaimana perawat bertanggung jawab memberikan catatan menggunakan EMR kepada pasien,” ungkapnya.
Dalam pemaparannya, Prof Dr Rr Tutik Sri Haryati, S.Kp., MARS, FISQua., menjelaskan tentang tantangan dokumentasi keperawatan di era digital. “Perawat sebagai pengelola pelayanan kesehatan dan asuhan perawatan harus mengikuti landasan etik dalam digitalisasi. Perawat juga perlu beradaptasi dengan tantangan digital saat ini seperti adanya informatika keperawatan, yaitu kekhususan yang mengintegrasikan ilmu keperawatan, ilmu komputer, dan ilmu informasi dalam mengidentifikasi, mengumpulkan, memproses, dan mengelola data dan informasi untuk mendukung praktik keperawatan,” ungkap Prof Tutik.
Anggota Departemen Hukum dan Perundang-Udangan DPP PPNI Ahmad Efendi Kasim, S.Kep., menyampaikan mengenai aspek legal dalam pendokumentasian EMR di era digitalisasi. “Bicara soal regulasi, kita mengacu pada Permenkes no. 24, tahun 2022 yang berisi tentang tata cara perawat dalam mencatat dan mendokumentasikan fasilitas pelayanan secara digital menggunakan rekam medis elektronik. Kemudian, pandangan legal memiliki isi yang paling utama yaitu informasi klinis pasien,” jelas Efendi.
Selanjutnya, Dosen FIK UMJ yang merupakan Evidence Based-Practice Nursing (EBN) Trainer menjelaskan materi tentang “Evidance based-Practice Pendokumentasian Asuhan Keperawatan menggunakan EMR”. Beliau menuturkan bahwa Implementasi EMR berpengaruh terhadap keselamatan pasien yaitu meningkatkan identifikasi pasien dengan benar, meningkatkan komunikasi yang efektif, meningkatkan keamanan obat yang harus diwaspadai, memastikan lokasi operasi yang benar, dan mengurangi risiko infeksi.
Tidak hanya membahas tantangan digital pada pelayanan kesehatan, seminar keperawatan kali ini juga membahas bagaimana aplikasi penggunaan EMR di rumah sakit yang disampaikan oleh Tini Sumartini, M.Kep. selaku Head of Nursing Departement in National Cardiac Center Harapan Kita.
“Pentingnya penggunaan EMR di rumah sakit untuk meningkatkan kualitas layanan kesehatan serta meningkatkan efisiensi pelayanan dan keamanan data pasien, meningkakan kualitas layanan kesehatan secara keseluruhan, mempercepat proses diagnosa,” ungkap Tini.
“Aplikasi penggunaan rekam medis dapat dilakukan secara manual dengan mengumpulkan data dengan berkas tertulis. Seiring transformasi perkembangan digital, EMR digunakan untuk efisiensi pengimputan data klien atau pasien. Untuk dapat mengakses EMR dapat menggunakan PC, Laptop, Tablet, dan Smart Phone,” lanjut Tini.
Dalam sesi terakhir Asri Narawangsa S.Kep., mahasiswa Profesi Ners FIK UMJ memaparkan hasil penelitiannya yang berjudul “Analisis Kepuasan Perawat dalam pendokumentasian Asuhan Keperawatan menggunakan EMR di Rumah Sakit”.
“Mayoritas perawat merasa puas dengan pendokumentasian asuhan keperawatan menggunakan sistem EMR. Hasil tersebut didukung oleh tingginya rata-rata frekuensi penggunaan EMR dan disusul oleh manajemen keperawatan yang baik. Frekuensi pencatatan rencana keperawatan yang sering, kemudahan dalam memperoleh hasil pemeriksaan terbaru, informasi lengkap yang disajikan dalam EMR, dan pengaktifan sistem EMR yang tidak perlu menunggu lama menjadi aspek pendukung dalam kepuasan perawat,” ungkap Asri