Sabtu 15 Jul 2023 14:00 WIB

Awal Mula Halaqah Muncul di Lingkungan NU dan Sumbangsih Gus Dur

Halaqah muncul pertama kali di lingkungan NU diperkenalkan Gus Dur

Rep: Muhyiddin / Red: Nashih Nashrullah
 Ketua Lakpesdam PBNU), KH Ulil Abshar Abdalla, menyatakan halaqah muncul pertama kali di lingkungan NU diperkenalkan Gus Dur
Foto: Antara
Ketua Lakpesdam PBNU), KH Ulil Abshar Abdalla, menyatakan halaqah muncul pertama kali di lingkungan NU diperkenalkan Gus Dur

REPUBLIKA.CO.ID, LAMONGAN –  Para ulama dan kiai di Indonesia sudah sangat sering menggelar kegiatan halaqah. Secara bahasa, halaqah bermakna segala sesuatu yang melingkar. 

 

Baca Juga

Sedangkan secara istilah, halaqah kerap dimaknai sebagai kegiatan pengajian di mana orang-orang yang ikut dalam pengajian itu duduk melingkar.

 

Namun, belakangan istilah halaqah juga digunakan ulama dan kiai NU dalam setiap kegiatan yang membahas masalah-masalah keagamaan, meskipun duduknya tidak melingkar. Lalu, sejak kapan ulama dan kiai NU menggunakan istilah halaqah dalam setiap kegiatannya?

 

Ketua Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (Lakpesdam PBNU), KH Ulil Abshar Abdalla menyampaikan bahwa istilah halaqah mulai sering digunakan di lingkungan Nahdlatul Ulama (NU) ketika KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) menjadi Ketua Umum PBNU pada periode keduanya.

 

“Jadi, istilah halaqah sebagai istilah resmi yang digunakan dalam acara-acara PBNU, pertama kali itu muncul pada kira-kira era Gus Dur periode kedua jadi ketua PBNU,” ujar Gus Ulil.   

 

Hal itu disampaikan Gus Ulil saat menjadi pembicara kunci dalam acara Halaqah Ulama Nasional yang digelar RMI-PBNU dengan Kemenag di Pondok Pesantren Sunan Drajat, Lamongan, Jawa Timur Rabu (12/7/2023). Halaqah ini mengangkat tema “Menyambut Peradaban Baru, Menguatkan Pesantren dan Revitalisasi Kitab Kuning.” 

Baca juga: Ketika Kabah Berlumuran Darah Manusia, Mayat di Sumur Zamzam, dan Haji Terhenti 10 Tahun

 

 

Dalam halaqah itu, Gus Ulil mengingatkan bahwa salah satu momen penting di dalam sejarah Rabithah Ma’ahid Islamiyah (RMI) dan sejarah kitab kuning di lingkungan NU adalah ketika Gus Dur menjadi Ketua Umum PBNU untuk kedua kalinya.

 

“Saya ingin mengajak para kiai-kiai semua di majelis ini untuk mengingat salah satu momen penting di dalam sejarah RMI dan sekaligus di dalam sejarah kitab kuning di lingkungan NU,” ucap Gus Ulil.

Dia menuturkan, setelah terpilih menjadi Ketua Umum PBNU...

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement