REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mungkin ini "balasan" bagi kuartet yang sering mengobral tema “kerinduan” dalam karya-karyanya. Karena atas dasar kerinduan para penikmat musik Indonesia dan juga para personelnya sendiri, Payung Teduh yang ditinggal Is, sang vokalis/gitarisnya ini akhirnya memutuskan untuk rujuk rindu dengan nama baru yakni Parade Hujan.
Berawal dari permintaan langsung David Karto (Demajors/Synchronize) yang menawarkan Payung Teduh dan Is (Pusakata) untuk reuni di festival musik tahunan Synchronize Festival di 2022 kemarin. Kerinduan ini menjadi alasan kuat Is (vokal/gitar) untuk kembali bermain musik bersama Comi (bass), Cito (drum) dan Ivan guitalele/terompet).
“Rujuknya kami juga menjadi penanda perayaan bahwa persahabatan adalah di atas segala-galanya yang direkatkan oleh kekuatan musik,” kata Is seperti dikutip dari keterangan tertulis, Sabtu (15/7/2023).
Perayaan ini pula menjadi alasan utama pemilihan nama Parade Hujan, yang ingin dimaknai lebih dalam dan lebih kuat secara filosofis. Hujan dimaknai sebagai berkah, sehingga Parade Hujan dapat dimaknai sebagai parade berkah.
Lima tahun setelah berpisah masing-masing mereka tetap berkarya. Payung Teduh tanpa Is sempat merilis album Mendengar Suara di tahun 2018. Is sendiri dengan moniker Pusakata sempat merilis “Dua Buku” (2019) dan “Mesin Waktu” 2020 (2022) serta beberapa single.
Kini Parade Hujan mencoba peruntungan dengan single perdananya, “Datang”. Sebuah lagu yang pernah dibawakan perdana di atas panggung Synchronize Fest 2023 lalu. Lagu yang dominan instrumen elektrik namun masih dengan nuansa pop kental.
Dengan lantunan dan lagam notasi vokal Is mengikat irama ini dan menghasilkan musik Parade Hujan yang terdengar lebih baru. Tema lagu sendiri selain soal kembalinya Comi, Cito, Ivan dengan Is adalah juga tentang kerinduan untuk kembali berkarya bersama pasca mereka berpisah.
Proses penulisan lagunya sendiri dimulai saat persiapan kembali bermain perdana bersama. “Sejak reuni November tahun lalu sebetulnya opsi lagu-lagunya sudah banyak, dan mereka sudah saling berkirim lagu-lagu. Tapi yang terpilih adalah lagu ini, yang tercipta akibat pertemuan pertama mereka setelah lima tahun berpisah,” jelas Cito.
Lagu “Datang” ditulis oleh Is saat berjumpa pertama kalinya dengan Comi, Cito, dan Ivan setelah sekitar lima tahun berpisah. Is langsung menuang semua rasa ke dalam lirik dan lagu ini. Bahwa ternyata mimpi-mimpi untuk saling menerima dan berjalan bersama masih ada. Dan kekuatan mimpi inilah yang membuat keempat sahabat ini berkumpul untuk bersama kembali.
Nuansa lagu “Datang” terasa lebih elektrik. Ini akan menjadi cetak biru lagu-lagu Parade Hujan ke depannya yang tidak terikat oleh genre apapun. Kini, selain Payung Teduh dan Pusakata yang masing-masing masih terus berjalan, dengan rujuknya keempat sahabat ini, para penikmat musik Indonesia bisa menikmati formasi rujuk rindu Payung Teduh versi awal melalui Parade Hujan.