Ahad 16 Jul 2023 11:18 WIB

Anak Menderita Asma, Ini Bahayanya Jika tak Diobati

Asma dipengaruhi oleh faktor genetik dan lingkungan.

Rep: Desy Susilawati/ Red: Natalia Endah Hapsari
Asma pada anak (Ilustrasi)
Asma pada anak (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA---Permasalahan pada pernapasan anak kerap menjadi kekhawatiran para bunda dan ayah, terutama saat cuaca pancaroba yang tak menentu akhir-akhir ini. Namun, bagi anak-anak yang memiliki asma, pasti akan menyebabkan anak kesulitan bernapas dan mengganggu kenyamanan mereka untuk bisa bermain dan melakukan aktivitas seperti anak pada umumnya. Apa dampaknya jika asma tidak ditangani dengan baik?

Dokter Spesialis Anak RSIA Grand Family dan RSIA Family, dr Irene Melinda Louis, SpA menjelaskan asma merupakan penyakit saluran respiratori kronik yang sering dijumpai baik pada anak maupun dewasa. Prevalensi asma pada anak sangat bervariasi di antara negara-negara di dunia, berkisar antara 1 sampai 18 persen. "Meski tidak menempati peringkat teratas sebagai penyebab kematian pada anak, asma merupakan masalah kesehatan yang penting," ujarnya dalam siaran pers, Ahad (16/7/2023).

Baca Juga

Jika tidak ditangani dengan baik, lanjutnya, asma dapat menurunkan kualitas hidup anak, membatasi aktivitas, mengganggu tidur, hingga mempengaruhi kualitas belajar. Bagi keluarga dan sektor pelayanan kesehatan, asma yang tidak terkendali akan meningkatkan pengeluaran biaya.

Pemahaman dari keseluruhan proses perkembangan penyakit, respons imun yang berhubungan dengan penyakit, genetika, manifestasi klinis, diagnosis, dan penanganan asma telah mengalami banyak kemajuan. Terjadinya asma dipengaruhi oleh faktor genetik dan lingkungan. Akan tetapi, faktor mana yang berperan lebih tidak dapat dipastikan karena kompleksitas hubungan kedua faktor tersebut.

"Asma terjadi karena inflamasi kronik, hiperresponsif dan perubahan struktur akibat penebalan dinding bronkus (remodelling) saluran respiratori yang berlangsung kronik bahkan sudah ada sebelum munculnya gejala awal asma," jelas dr Irene.

Penyempitan dan obstruksi pada saluran respiratori terjadi akibat penebalan dinding bronkus, kontraksi otot polos, edema mukosa, hipersekresi mukus. Gejala klinis pada asma dapat berupa batuk, wheezing (mengi), sesak napas, dada terasa tertekan yang timbul secara kronik dan atau berulang, reversibel, cenderung memberat pada malam atau dini hari, dan biasanya timbul jika ada pencetus.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement