REPUBLIKA.CO.ID, NABLUS -- Pasukan Israel dilaporkan menyerbu beberapa kota di seluruh kegubernuran Nablus, di utara Tepi Barat yang diduduki. Kejadian yang berlangsung pada Sabtu (15/7/2023) dini hari tersebut menyebabkan bentrokan dengan warga Palestina.
Sumber lokal melaporkan militer Israel menyerbu Jalan Al-Masaken dan lingkungan lain di kamp pengungsi Askar di pinggiran kota Nablus. Dalam aksinya, mereka juga menembakkan gas air mata dan granat suara.
Pasukan Israel ini disebut lantas menyerbu desa Beit Furik, Madama, Izmut, Rojit, Kafr Qallil, Salem dan Qusin, di timur dan selatan Nablus. Orang-orang Palestina pun menanggapi serangan itu dengan menembaki tentara Israel hingga menyebabkan bentrokan bersenjata
Dilansir di New Arab, Ahad (16/7/2023), puluhan warga Palestina tewas dan terluka dalam serangan Israel tahun ini di Jenin. Brigade Martir Al-Aqsa mengumumkan mereka menembak kendaraan milik pemukim Israel di dekat permukiman Gilboa, yang mana bentrokan juga dilaporkan terjadi di dekat kamp pengungsi Shuafat.
Di Ramallah, terjadi pula konfrontasi antara penduduk kota dengan pasukan dan pemukim Israel. Tidak jelas apakah ada penangkapan yang dilakukan oleh pasukan tersebut.
Sejak awal tahun lalu, kota-kota di Tepi Barat sering mengalami serangan mematikan oleh Israel. Bahkan, beberapa aksi di antaranya berlangsung berhari-hari.
Di sisi lain, dalam beberapa bulan terakhir ini telah terjadi aksi yang paling berdarah. Tentara Israel menggunakan serangan udara di Jenin untuk pertama kalinya dalam setidaknya 20 tahun.
Lebih dari 200 warga Palestina dibunuh oleh pasukan dan pemukim Israel sejak awal 2023, kebanyakan dari mereka di Jenin dan Nablus. Atas aksinya itu, Israel mendapat kecaman dari kelompok hak asasi manusia dan komunitas internasional, karena penggunaan kekuatannya yang berlebihan terhadap warga Palestina.