Ahad 16 Jul 2023 19:53 WIB

Obstruksi Usus Disebut Jadi Penyebab Kematian Lisa Presley, Operasi Bariatrik Jadi Sorotan

Obstruksi usus menjadi salah satu risiko kesehatan dari operasi bariatrik.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Nora Azizah
Penyanyi Lisa Marie Presley tampil di gelaran South by Southwest di Austin, Texas, AS.
Foto: EPA/ASHLEY LANDIS
Penyanyi Lisa Marie Presley tampil di gelaran South by Southwest di Austin, Texas, AS.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Obstruksi usus dikonfirmasi menjadi penyebab kematian penyanyi Lisa Marie Presley. Obstruksi usus tersebut merupakan komplikasi dari operasi bariatrik yang dia jalani bertahun-tahun sebelumnya.

Operasi bariatrik pada dasarnya merupakan operasi penurunan berat badan untuk pasien yang sangat obesitas. Operasi ini biasanya direkomendasikan kepada individu dengan indeks massa tubuh di atas 40 atau individu dengan indeks massa tubuh 35-40 dan memiliki masalah kesehatan lain yang dipicu obesitas.

Baca Juga

Operasi ini dapat membantu pasien obesitas untuk menurunkan berat badan mereka. Di sisi lain, operasi ini juga bisa membantu memperbaiki masalah kesehatan yang dipicu oleh obesitas, seperti tekanan darah tinggi serta diabetes tipe 2.

National Health Service (NHS) mengungkapkan bahwa operasi bariatrik merupakan operasi besar. Oleh karena itu, operasi bariatrik sebaiknya hanya dipertimbahkan jika pasien sudah mencoba menurunkan berat badan dengan menerapkan diet sehat dan olahraga secara disiplin, tapi belum berhasil.

Meski dapat membantu para pasien obesitas, tak dimungkiri bila operasi bariatrik juga memiliki sejumlah risiko komplikasi. Risiko-risiko ini sebaiknya dipertimbangkan sebelum pasien memutuskan untuk melakukan operasi bariatrik. Berikut ini adalah beberapa risiko komplikasi operasi bariatrik, baik jangka pendek maupun jangka panjang, seperti dilansir Metro pada Ahad (16/7/2023).

 

Gangguan Bekuan Darah

Seperti pada operasi lain, pasien akan mendapatkan terapi untuk menekan risiko bekuan darah sebelum operasi bariatrik dilakukan. Meski begitu, risiko terjadinya bekuan darah masih tetap ada.

Setelah operasi bariatrik, bekuan darah paling umum terjadi pada kaki bagian bawah (trombosis vena dalam) atau paru-paru (emboli paru). Kondisi-kondisi ini dapat memunculkan gejala seperti kaki bagian bawah terasa sakit, merasa pusing, merasa ada sensasi tusukan tajam atau nyeri di dada, serta kaki bagian bawah bengkak atau terasa hangat.

 

Malanutrisi

Operasi bariatrik dilakukan pada organ lambung. Salah satu metode operasi bariatrik yang cukup populer adalah memotong sebagian besar bagian lambung, sehingga ukuran lambung menjadi jauh lebih kecil.

Perubahan kondisi lambung ini berisiko membuat pasien mengalami malanutrisi setelah operasi bariatrik. Akan tetapi, kondisi ini dapat dicegah dengan menerapkan pola makan seimbang dan mengonsumsi suplemen gizi tambahan yang direkomendasikan oleh dokter.

Pasien bariatrik yang mengalami malanutrisi bisa mengalami gejala seperti merasa lelah sepanjang waktu, jantung berdebar, kulit pucat, sesak napas, dan merasa lemah. Bila gejala ini muncul, pasien direkomendasikan untuk mencari bantuan medis.

 

Obstruksi Usus

Komplikasi ini dialami oleh mendiang Presley, bertahun-tahun setelah dia menjalani operasi bariatrik. Kondisi ini terjadi ketika lambung atau usus halus jadi menyempit atau tersumbat total setelah operasi bariatrik. Obstruksi usus biasanya terjadi karena adanya akumulasi jaringan parut atau penurunan aliran darah di area yang terdampak.

Kondisi ini dapat memunculkan sejumlah masalah, seperti usus jadi terlilit atau makanan tersangkut di dalam usus. Akibatnya, pasien bisa mengalami gejala seperti muntah, sakit perut, atau frekuensi buang air besar berkurang secara terus-menerus.

 

Infeksi Luka

Selama masa pemulihan, luka akibat operasi bariatrik bisa mengalami infeksi. Beberapa tanda infeksi tersebut adalah rasa sakit di sekitar area luka, area luka menjadi merah, terasa panas, atau bengkak, serta keluar nanah dari area luka.

 

Kebocoran Lambung

Pasien yang menjalani metode gastric bypass atau sleeve gastrectomy bisa berisiko mengalami kebocoran lambung. Risiko ini bisa muncul dalam kurun waktu beberapa hari atau pekan setelah operasi. Meski kemungkinan sangat kecil, kebocoran lambung bisa memicu infeksi lambung yang serius bila terjadi.

Beberapa gejala dari kebocoran lambung adalah demam tinggi, jantung bedebar kencang, sakit perut, menggigil, dan bernapas lebih cepat. Kondisi ini perlu segera mendapatkan penanganan medis, seperti operasi untuk memperbaiki kebocoran dan pemberian antibiotik.

 

Kulit Bergelambir

Operasi bariatrik memungkinkan pasien untuk menurunkan berat badan dengan lebih cepat. Akan tetapi, penurunan berat badan yang cepat ini dapat menyebabkan kulit jadi sangat bergelambir. Kelebihan kulit ini biasanya akan terlihat pada area perut, dada, pinggul, dan tangan serta kaki.

 

Batu Empedu

Batu empedu merupakan endapan kecil dan keras yang terbentuk di kantong empedu. Masalah batu empedu cukup umum ditemukan dalam kurun waktu 1-2 tahun setelah pasien mendapatkan operasi bariatrik. Batu empedu bisa terbentuk ketika seseorang mengalami penurunan berat badan dalam waktu singkat.

Salah satu gejala batu empedu adalah rasa nyeri pada perut yang sangat hebat. Rasa nyeri ini bisa muncul secara tiba-tiba dan bertahan selama beberapa menit hingga jam. Gejala lainnya adalah demam, kulit menguning, menggigil, dan kebingungan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement