REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Volume total outstanding sukuk global berhasil menembus level 800 miliar dolar AS untuk pertama kali pada kuartal II 2023. Hal ini disampaikan oleh lembaga pemeringkat global Fitch.
Meskipun penerbitan sukuk diperkirakan akan mengalami perlambatan pada kuartal III 2023, kinerjanya dinilai akan kembali melesat pada kuartal akhir tahun ini.
Dikutip dari Zawya pada Sabtu (15/7/2023), Penerbitan sukuk di pasar utama berhasil mencapai 49,1 miliar dolar AS pada kuartal II 2023. Angka itu tumbuh 10 persen secara kuartalan (qoq). Hal itu juga lebih baik dibandingkan penerbitan surat utang konvensional yang justru turun 4,8 persen (qoq).
"Seperti telah diperkirakan, semester I 2023 merupakan periode sibuk untuk penerbitan sukuk didorong oleh kebutuhan pendanaan penerbit dan upaya diversifikasi serta inisiatif untuk mengembangkan pasar modal domestik," ungkap Global Head of Islamic Finance Fitch Ratings Bashar Al-Natoor.
Mayoritas sukuk yang telah melalui pemeringkatan oleh Fitch atau 79 persen berada dalam status investment grade. Sebanyak 12,6 persen penerbit juga mendapatkan outlook positif dan 77,5 persen memiliki outlook stabil.
Fitch juga menyampaikan, outstanding sukuk ESG telah mencapai 30,5 miliar dolar AS. Angka itu naik 22,5 persen (qoq).
Peningkatan penerbitan sukuk salah satunya didorong oleh aksi Uni Emirat Arab (UEA) yang pertama kali menerbitkan sukuk negara berdenominasi dirham. Hal ini mendukung upaya diversifikasi pembiayaan dan pendalaman ekosistem keuangan syariah dalam negeri.