Senin 17 Jul 2023 16:10 WIB

Jurus WhatsApp Tangkal Hoaks, Seperti Apa?

WhatsApp memberi opsi untuk memblokir dan melaporkan pesan yang mencurigakan.

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Natalia Endah Hapsari
Menjelang Pemilu 2024, WhatsApp bekerja sama dengan Kominfo, ICT Watch, Bawaslu, dan Siberkreasi meluncurkan rangkaian lokakarya literasi digital di delapan kota.
Foto: Unsplash
Menjelang Pemilu 2024, WhatsApp bekerja sama dengan Kominfo, ICT Watch, Bawaslu, dan Siberkreasi meluncurkan rangkaian lokakarya literasi digital di delapan kota.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA---Menjelang Pemilu 2024, WhatsApp bekerja sama dengan Kominfo, ICT Watch, Bawaslu, dan Siberkreasi meluncurkan rangkaian lokakarya literasi digital di delapan kota.

Lokakarya “Lawan Misinformasi untuk Pemilu Sehat” mencakup cara yang dapat dilakukan masyarakat untuk menemukan misinformasi di aplikasi perpesanan, sebuah alat di WhatsApp untuk memverifikasi (memeriksa dengan organisasi pemeriksaan fakta IFCN langsung di WhatsApp) dan mencegah penyebarannya. WhatsApp menandai  pesan tersebut sebagai “diteruskan” dan “diteruskan berkali-kali”, atas penerusan pesan, dan opsi untuk memblokir dan melaporkan pesan yang mencurigakan.

Baca Juga

“WhatsApp berinvestasi dalam mengedukasi pengguna dengan tools untuk mendapatkan informasi terverifikasi dan menemukan informasi yang salah menjelang Pemilu,” kata Public Policy Manager, WhatsApp, Esther Samboh dalam keterangan tertulisnya, Senin (17/7/2023).

Esther menjelaskan program ini merupakan kelanjutan dari upaya literasi digital di Indonesia, yang telah menjangkau lebih dari delapan juta orang dalam kurun tiga tahun. Upaya literasi digital dilakukan melalui pelatihan dan lokakarya yang bekerja sama dengan ICT Watch dan Kominfo.

Direktur Jenderal Aplikasi Informatika, Kominfo, Semuel A. Pangerapan mengatakan literasi digital adalah pengetahuan dasar yang wajib dimiliki masyarakat, terutama menjelang Pemilu. “Untuk itu kita perlu bangun perisai penangkal hoaks dengan literasi digital, berpikir kritis, dan cek fakta,” ujar dia.

Untuk memperkuat pencegahan pelanggaran dan sengketa proses Pemilu, anggota Bawaslu RI, Lolly Suhenty mengatakan lembaganya bekerja sama dengan WhatsApp, Kominfo, ICT Watch, dan Siberkreasi untuk menjangkau masyarakat luas melalui workshop literasi digital dan materi edukasi. “Harapannya, daya kritis masyarakat meningkat, kemudian mampu mengidentifikasi dan melawan misinformasi Pemilu,” kata Lolly.

Lokakarya “Lawan Misinformasi untuk Pemilu Sehat” itu dimulai di Ternate (11 Juli), Manado, Jakarta, Bandung, Samarinda, Pekanbaru, Jayapura, dan Kupang. Workshop berlangsung dari Juli hingga Oktober 2023. Kota-kota tersebut mencakup wilayah teratas dengan risiko tinggi, berdasarkan Indeks Kerawanan Pemilu (IKP) dan pemilihan tahun 2024 yang disusun oleh Bawaslu. Acara ini dihadiri oleh tokoh masyarakat setempat, pemuka agama, relawan Pemilu, dan perwakilan mahasiswa.

Melalui rangkaian ini, WhatsApp bertujuan menjangkau 800 tokoh masyarakat di delapan kota, dengan memberdayakan mereka untuk mengedukasi banyak pemilih melalui komunitasnya masing-masing. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement