Senin 17 Jul 2023 07:38 WIB

Geo Dipa Buka Opsi IPO untuk Dukung Ketahanan Energi Melalui Panas Bumi

Saat ini Geo Dipa masih mengandalkan pendanaan yang dikelola SMI.

Pembangkit Listrik Panas Bumi (PLTP).
Foto: istimewa
Pembangkit Listrik Panas Bumi (PLTP).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Geo Dipa Energi (Persero) menegaskan energi panas bumi merupakan sumber energi yang dapat diandalkan untuk mendukung ketahanan energi di Indonesia. Karena itu, Geo Dipa akan terus meningkatkan kapasitas Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP). 

Direktur Operasi dan HSSE Geo Dipa Energi, Supriadinata Marza, menuturkan untuk membiayai peningkatan kapasitas PLTP, perseroan membuka peluang untuk mendapatkan pendanaan dari pasar modal melalui penawaran umum saham perdana (Initial Public Offering/IPO). IPO, menurut pria yang akrab disapa Rio ini, menjadi salah satu alternatif pendanaan bagi Geo Dipa disaat perseroan tak lagi mendapatkan penyertaan modal negara (PMN). 

Baca Juga

Saat ini Geo Dipa masih mengandalkan pendanaan yang dikelola PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) melalui Dana Pembiayaan Infrastruktur Sektor Panas Bumi (PISP). Menurut Rio, saat ini tawaran green fund banyak tersedia. 

"Apakah bisa dimanfaatkan sepenuhnya untuk pengembangan yang akan dilakukan Geo Dipa atau keseluruhan proyek panas bumi di Indonesia, KAMI masih menunggu kebijakan dari Kementerian Keuangan," ujarnya akhir pekan kemarin.

Investasi besar, ungkap Rio, dibutuhkan Geo Dipa dalam mendukung ambisi meningkatkan kapasitas PLTP yang dikelolanya. Menurutnya, investasi yang dibutuhkan untuk pengembangan PLTP mencapai 1,7 juta hingga 1,8 juta dolar AS per megawatt (MW).

Lebih lanjut ia menuturkan, Geo Dipa sebagai Special Mission Vehicle (SMV) di bawah Kementerian Keuangan Republik Indonesia, memiliki tugas untuk melakukan pengembangan PLTP di Dieng dan Patuha serta wilayah kerja penugasan lainnya. Di samping itu, Geo Dipa juga memiliki tugas untuk mempercepat pertumbuhan pemanfaatan panas bumi di Indoensia.

Geo Dipa saat ini mengoperasikan PLTP di Dieng dan Patuha untuk unit 1 dengan masing-masing berkapasitas 60 MW installed capacity. Geo Dipa juga sedang melakukan pengembangan untuk unit 2 di Dieng dan Patuha dengan kapasitas masing-masing sebesar 60 MW. 

Selain itu, Geo Dipa juga mendapat penugasan dari pemerintah untuk melakukan pengusahaan panas bumi di WKP Candi Umbul Telomoyo dengan potensi sebesar 54 MW dan WKP Arjuno Welirang dengan potensi sebesar 230 MW.

Indoensia berada di kawasan ring of fire, dimana Indonesia menyimpan 40 persen cadangan panas bumi dunia. Berdasarkan data Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), total potensi energi panas bumi Indonesia diperkirakan mencapai 23,7 GW.

Menurut Rio, pengembangan energi panas bumi sebagai salah satu sumber energi terbarukan menjadi sangat penting dalam menjamin ketahanan dan keamanan energi nasional. Panas bumi juga bisa menjadi base load, karena bisa beroperasi selama 24 jam dan tidak terpengaruh kondisi.

“Untuk mendukung dan menjami ketahanan energi, panas bumi dapat diandalkan. Bicara ketahanan energi, mandiri energi, ya geothermal. Karena tidak adal lagi biaya untuk transportasi seperti batubara, tidak ada lagi ketergantungan terhadap harga jual komoditas seperti batubara dan migas,” katanya.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement