Selasa 18 Jul 2023 03:46 WIB

Mau Liburan ke Eropa? Waspadai Gelombang Panas Mematikan Ini

Gelombang panas memicu suhu yang tak tertahankan dan terus meningkat.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Natalia Endah Hapsari
Seorang pria mendinginkan diri di air mancur Piazza Castello di tengah suhu tinggi di Turin, Italia, Selasa (11/7/2023) waktu setempat. Delapan kota besar di Itali berstatus siaga satu menghadapi ancaman gelombang panas yang diperkirakan mencapai suhu di atas 40 derajat Celcius.
Foto: EPA-EFE/Tino Romano
Seorang pria mendinginkan diri di air mancur Piazza Castello di tengah suhu tinggi di Turin, Italia, Selasa (11/7/2023) waktu setempat. Delapan kota besar di Itali berstatus siaga satu menghadapi ancaman gelombang panas yang diperkirakan mencapai suhu di atas 40 derajat Celcius.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gelombang panas mematikan yang dijuluki Cerberus saat ini sedang melanda seluruh Eropa. Suhu diperkirakan melampaui 40 derajat Celsius di beberapa bagian Spanyol, Prancis, dan Yunani. Sementara, suhu di Italia dapat mencapai 48,8 derajat Celsius.

Sejumlah kota di Italia, termasuk Roma, Bologna, dan Florence, telah mengeluarkan peringatan siaga merah karena suhunya sudah terasa tak tertahankan dan semakin meningkat. Para ilmuwan mengungkapkan penyebab dari kondisi mencemaskan tersebut.

Baca Juga

Dikutip dari laman Daily Mail, Senin (17/7/2023), suhu yang sangat panas di Eropa didorong oleh tiga faktor utama. Itu merupakan kombinasi sistem tekanan tinggi stasioner (antiklon), perubahan iklim, dan pemanasan permukaan laut (El Nino).

Dosen perubahan iklim di University of Sussex, Melissa Lazenby, mengatakan Eropa tidak terlalu terpengaruh oleh peristiwa El Nino secara langsung, meski tetap mendapat dampaknya. "Oleh karena itu, kemungkinan sistem tekanan tinggi dan perubahan iklim yang menjadi kontributor utama peristiwa gelombang panas ini," kata Lazenby.