Senin 17 Jul 2023 13:39 WIB

Putin Tegaskan Rusia Siap Perang Bom Tandan

Putin mengatakan Rusia memiliki bom tandan yang cukup

Rep: Amri Amrullah/ Red: Esthi Maharani
Rusia siap melayani Ukraina jika menggunakan bom tandan atau bom kluster
Foto: AP
Rusia siap melayani Ukraina jika menggunakan bom tandan atau bom kluster

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Presiden Rusia Vladimir Putin menegaskan negaranya akan siap melayani Ukraina, bila negara tersebut akhirnya memutuskan untuk menggunakan bom kluster atau bom tandan di medan perang. Putin mengatakan, Rusia memiliki "persediaan bom kluster atau bom tandan yang cukup" dan berhak menggunakannya jika Ukraina menembakan bom tersebut.

Ukraina mengatakan pada Kamis (13/7/2023) bahwa mereka telah menerima bom kluster dari Amerika Serikat. Ukraina yang mengatakan bahwa amunisi tersebut diperlukan untuk mengompensasi kekurangan peluru yang dihadapi oleh pasukan Kiev pada saat Ukraina melakukan serangan balasan.

Baca Juga

Bom tandan dilarang di lebih dari 100 negara karena biasanya bom tandan melepaskan bom-bom kecil (bomlet) yang dapat membunuh tanpa pandang bulu di area yang luas. Beberapa di antaranya pasti gagal meledak dan dapat menimbulkan bahaya selama beberapa dekade, terutama bagi warga sipil dan anak-anak.

Kiev telah mengatakan akan menggunakan bom tandan untuk memecah konsentrasi tentara musuh. Langkah ini dilakukan saat Kiev mencoba merebut kembali wilayahnya dan berjanji tetapi tidak akan menggunakannya di wilayah Rusia.

Putin mengatakan kepada TV pemerintah bahwa Moskow akan merespons dengan cara yang sama jika diperlukan. "Saya ingin mencatat bahwa di Federasi Rusia ada persediaan yang cukup untuk berbagai jenis bom kluster. Kami belum menggunakannya. Namun, tentu saja, jika bom-bom itu digunakan untuk melawan kami, kami berhak untuk mengambil tindakan balasan," kata Putin.

Putin mengatakan bahwa dia menganggap penggunaan bom kluster sebagai kejahatan dan bahwa Rusia sejauh ini tidak perlu menggunakannya.

Namun menurut Human Rights Watch mengatakan bahwa baik Moskow maupun Kiev telah menggunakan bom tandan. Rusia, Ukraina, dan AS belum menandatangani Konvensi Bom Kluster atau Bom Curah, yang melarang produksi, penimbunan, penggunaan, dan pemindahan senjata tersebut.

Putin juga mengatakan kepada TV pemerintah bahwa ia tidak melihat ada yang salah dengan para ahli Rusia yang memeriksa peralatan dan rudal militer Barat yang disita. Seperti rudal Storm Shadow yang dipasok Inggris ke Ukraina untuk melihat apakah ada sesuatu yang berguna yang dapat digunakan dalam perangkat keras militer Rusia sendiri.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement