REPUBLIKA.CO.ID, KERCH -- Dua orang tewas dan anak perempuan mereka terluka parah pada hari Senin (17/7/2023), setelah terjadi ledakan di Jembatan Krimea. Akses jembatan ini selain sebagai akses umum, juga digunakan mengirim pasokan artileri utama bagi pasukan Rusia yang bertempur di Ukraina.
Jembatan ini jadi akses strategis dari dari dan ke Krimea, yang juga sebuah proyek prestisius yang dibuka secara pribadi oleh Presiden Vladimir Putin. Gambar-gambar Reuters dari lokasi kejadian menunjukkan, jalur jembatan yang lengang menunjukkan tidak ada lalu lintas kendaraan melintasi jembatan.
Termasuk tidak ada kereta api yang melintas rel sepanjang 19 km (12 mil) yang menghubungkan Rusia dan Krimea, wilayah yang dianeksasi oleh Rusia dari Ukraina pada tahun 2014. Gambar yang belum diverifikasi menunjukkan penghalang logam yang bengkok, puing-puing dan mobil yang rusak di jembatan.
Rekaman kamera dasbor menunjukkan pengemudi mengerem mendadak tak lama setelah kejadian. Tingkat kerusakan tidak segera diketahui dengan jelas. Para pejabat Rusia menyebutnya sebagai situasi darurat.
Saluran Grey Zone Rusia, saluran Telegram yang berafiliasi dengan kelompok tentara bayaran Wagner, melaporkan bahwa ada dua serangan di jembatan pada Senin pukul 03.04 pagi (0004 GMT) dan 03.20 pagi. Orang tua dari seorang gadis terbunuh dan anak perempuan mereka terluka dalam sebuah mobil penumpang.
"Gadis itu terluka," kata Vyacheslav Gladkov, gubernur wilayah Belgorod dalam sebuah pesan di aplikasi perpesanan Telegram. "Hal yang paling sulit adalah orang tuanya meninggal, ayah dan ibunya."
"Tak ada kata-kata yang bisa menenangkan rasa sakit karena kehilangan di sini," katanya. Gadis itu dirawat di ruang perawatan intensif.
Sementara itu, Sergei Aksyonov, gubernur wilayah yang dilantik Rusia, mengatakan bahwa keadaan darurat itu terjadi di pilar ke-145 jembatan. Dia tidak memberikan rincian lebih lanjut. Namun seorang juru bicara komando militer selatan Ukraina, Natalia Humeniuk, mengatakan bahwa insiden di Jembatan Krimea bisa jadi merupakan tindakan provokasi dari pihak Moskow.
"Penciptaan provokasi seperti itu, yang segera dilaporkan dengan sangat keras oleh pihak berwenang yang menduduki Krimea, merupakan cara yang biasa dilakukan oleh pihak berwenang Krimea dan negara agresor,\" kata Humeniuk kepada lembaga penyiaran nasional Rada.
Rusia menyalahkan Ukraina atas serangan terhadap jembatan tersebut pada Oktober lalu. Ukraina hanya mengakui secara tidak langsung serangan itu beberapa bulan kemudian. Serhiy Bratchuk, juru bicara pemerintahan militer Odesa Ukraina, mengunggah sebuah foto di akun Telegram-nya yang menunjukkan bagian jembatan yang rusak. Tidak segera jelas apakah itu terkait dengan serangan apa pun.
Setelah serangan Oktober lalu, Putin memerintahkan agar jembatan itu diperbaiki guna mengendarai mobil Mercedes melintasinya. Kementerian Transportasi Rusia mengatakan ada kerusakan pada jalan di jembatan yang lebih dekat ke Semenanjung Krimea, tetapi tidak ada kerusakan pada pilar-pilarnya. Tidak disebutkan apa yang menyebabkan kerusakan tersebut.